9

1.2K 134 1
                                    

Semenjak kejadian di mall kemarin, Jennie menjadi suka melamun jika sedang sendiri. Seperti sekarang ini, Jennie di rumah sendiri karena kedua orang tuanya belum pulang, sedangkan Leedam dan Hyerin belum pulang dari sekolah. Mereka masih berada di taman kanak-kanak.

Jennie tersadar dari lamunannya ketika mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Non, ini bibi"

"Sebentar" Dibukanya pintu itu, dan menampilkan bibi Jung yang sedang berdiri disana

"Ada apa bi?"

"Emm anu Non, apakah bibi menganggu?"

"Tidak bi. Aku sedang bersantai"
"Memangnya ada apa?"

"Ini sudah pukul sembilan siang Non, saatnya tuan dan nona muda dijemput"

"Lalu?"

"Sopir sedang cuti hari ini" Memang biasanya mereka dijemput sopir ataupun salah satu sahabatnya, tapi sekarang ketiga sahabatnya juga sedang sangat sibuk.

"Ah, biar aku saja yang menjemput mereka."

"Baiklah Non, biasanya mereka menunggu di halte depan sekolah"
"Kalau begitu, saya permisi non ingin melanjutkan pekerjaan saya"

Setelah bibi Jung pergi, Jennie kembali masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian dan mengambil kunci mobilnya.

Jennie sudah dekat dengan sekolah kedua anaknya, disana dia melihat ada dua anak kecil yang sedang duduk di halte hanya berdua. Benar apa kata bibi Jung, itu kedua anaknya. Sedang menunggu jemputannya datang. Jennie mendekat, menghentikan mobilnya di depan halte tersebut.

Keduanya mendongok guna melihat siapa yang menghampiri mereka, Jennie menurunkan kaca mobilnya seraya berkata.

"Masuklah"

Mereka saling pandang, lalu turun dari duduknya menghampiri mobil di depannya. Mereka hanya diam disana, tak kunjung membuka pintunya.

"Kenapa? Ayo masuk, kalian tak ingin pulang?"

Leedam berjinjit, mencoba meraih ganggang pintu untuk membukanya. Namun usahanya sia sia, dia tak bisa mencapainya. Itu terlalu tinggi untuk tubuhnya yang mungil ini.

Astaga Jennie, kau ini bagaimana. Mereka masih kecil, mana bisa naik sendiri. Jennie yang melihat itu terkekeh pelan. Lucu sekali anaknya ini, pikirnya. Dia membuka pintu, berjalan menghampiri mereka.

"Kenapa tidak bilang jika tidak bisa hmm?" Ucapnya lembut, lalu diacaknya rambut Leedam

Jennie tersenyum kecut, rupanya mereka belum terbiasa dengannya.
Dibukanya pintu mobil untuk mereka. Leedam ingin naik, tapi itu terlalu tinggi untuknya. Jennie yang melihat itu langsung saja membantunya.

Dilihatnya Hyerin disana
"Sini mommy bantu" Jennie mengangkat Hyerin dan mendudukkannya dikursi depan samping kursi pengemudi.

Setelah menutup pintu, Jennie berjalan menuju kursi pengemudi. Dijalankannya mobil itu dengan kecepatan sedang.

Jennie melirik Leedam yang ada di kursi penumpang melalui kaca depan, lalu beralih pada Hyerin yang duduk di sampingnya.

"Kalian lapar?" Tanyanya sambil fokus mengemudi.

"Tidak mom, Hyerin tidak lapar" Hyerin akhirnya bersuara

"Leedam? Lapar tidak?" Tatapannya beralih pada Leedam melalui kaca depan.

"Leedam juga tidak mom" Jawabannya

Belum sempat Jennie bertanya kembali, terdengar suara dari perut Hyerin yang seketika membuatnya tertawa.

I Don't Know [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang