2

1.3K 123 2
                                    

Pria itu terbangun dari tidurnya akibat sinar matahari yang masuk dari sela sela jendela. Pria itu menguap, matanya menyipit berusaha menyesuaikan cahaya.

Dering ponsel menyadarkannya. Berusaha mencari keberadaannya, namun tak juga ditemukan.

Menyusuri setiap sudut ruangan, seketika matanya membola tanda dia sedang terkejut. Di mana ini? Pikirnya.

"Sepertinya kamarku bukan seperti ini" Ucapnya pelan

Matanya kembali meneliti, dahinya menyerit melihat pakaian yang dipakainya semalam berceceran di lantai. Dan detik itu juga dia terlonjat kaget menemukan dirinya tak tertutupi sehelai benang pun.

Pikirannya menerawang kejadian malam tadi. Tapi semuanya sia sia saja, seingatnya dia pergi ke club lalu ditawari minum dan setelah itu dia tak ingat apa apa.

Dering telepon kembali terdengar. Dia bangkit dan mendekati jas kerjanya yang tergeletak sembarang, dirogohnya saku jasnya itu lalu mengambil benda persegi panjang yang sedari tadi terus berdering.

Mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa si penelepon.

"Kau ada di mana Tae, kenapa baru mengangkat teleponku. Aku dari tadi menghubungimu tapi tak ada satu pun jawaban darimu" Ucap sang penelepon di sebrang sana
"Kau itu sebenarnya di mana? Kenapa apartemenmu kosong. Sekarang ada rapat penting dengan kolega asal Amerika asal kau tahu" Lanjutnya

Pria yang dipanggil Tae tadi masih saja diam tak merespon. Pikirannya masih berusaha mengingat kejadian apa yang terjadi semalam sampai sampai dia berakhir di tempat ini. Ini hotelkan? Batinnya bertanya. Bukankah ini sudah biasa? Setelah mabuk, aku pasti akan tidur di hotel. Tapi ini beda, aku merasa seperti melewatkan sesuatu, monolognya dalam hati.

"Tae?" Panggilnya
"Taehyung!" Panggilnya lagi dengan sedikit lebih keras. Ya pria itu Taehyung atau lebih lengkapnya Kim Taehyung, CEO muda di perusahaan keluarganya.

Taehyung tersentak kaget. Dilihatnya ponsel yang masih menyala dan tertera nama Jimin di sana. Park Jimin, sekertaris sekaligus sahabatnya dari kecil.

"Ya, ada apa?" Tanyanya santai

"Jadi sedari tadi kau tak mendengarku berbicara? Aish, sia sia aku bicara panjang lebar jika begini" Gerutunya

"Ada apa sih? Jika tidak penting aku matikan sambungannya. Membuang buang waktuku saja kau ini"

"Apa kau bilang? Membuang waktumu? Cih, yang ada waktuku yang terbuang sia sia karnamu"

"Langsung intinya Jim" Ucap Taehyung yang sudah mulai jera

"Oke, dengerin baik baik. Gak bakal aku ulangi lagi"
"Sekarang kau di mana? Aku pergi ke apartemenmu tapi kau tidak ada, hari ini ada rapat penting sama kolagen asal Amerika. Ada beberapa berkas yang harus ditandatangani sebelum kita bertemu dengannya"

"Aku hampir lupa, baiklah kalau begitu. Aku akan ke kantor jam 10 siang. Kau tunggu saja di sana, tak usah menjemputku. Akan ku usahakan datang tepat waktu" Dan setelah itu sambungan telepon dimatikan sepihak oleh CEO muda Tuan Kim Taehyung.

Tanpa basa basi, Taehyung memunguti semua pakaiannya dan memakainya kembali seperti semula. Sekarang ini yang terpenting Ia harus pulang ke apartemennya untuk membersihkan tubuhnya lalu berangkat ke kantor berharap tidak akan terlambat menghadiri rapatnya.

Tanpa ia sadari, dirinya telah melewatkan sesuatu disana. Noda merah yang telah mengering di atas seprei hotel yang berwarna putih.

***

Sesampainya di kantor, Taehyung bergegas menaiki lift menuju ruangannya. Di sana, dia melihat Jimin yang telah duduk di tempatnya sambil bermain ponsel. Taehyung menghampirinya, kemunculannya yang tiba tiba membuat Jimin sang sekertaris terlonjak kaget.

I Don't Know [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang