Bismillah
RUMAH NENEK
#Part: 9
#by: R.D.Lestari.
Bagas memilih berbaring di kamarnya. Kepalanya terasa amat pusing.
Sebelum pergi, Mama menyempatkan diri mengompres Bagas yang suhu badannya meningkat. Satu kecupan ia layangkan di kening anak laki-lakinya itu.
Saat menuruni anak tangga, Mama tak sengaja berpapasan dengan Ajeng. Gadis itu tampak berbeda. Tak biasanya diam dan bersikap cuek pada mamanya.
"Jeng?"
Ajeng hanya menoleh, tatapannya kosong, tak ada sahutan dan detik berikutnya ia melangkah pergi dan memacu motor scoopy kesayangannya.
Mama hanya menatap dengan penuh tanya. Namun, ia pun akhirnya menuju mobil karena Ghandy sudah menunggunya.
Brakk!
Pintu mobil di tutup cukup keras. Ghandy yang saat itu sedang bermain game, menoleh ke arah mamanya.
Hmmhh!
Mama mendesah pelan seraya memijat tengkuknya. Ia tampak lelah dan kurang tidur.
"Mama sakit?" tanya Ghandy khawatir.
Mama menggeleng pelan. "Cuma sedikit pusing karena kurang tidur tadi malam. Mama mimpi buruk," ucap Mama.
Ghandy manggut-manggut. "Sama, Ma. Tadi malam juga mimpi buruk. Mimpi Kak Ajeng minta tolong di kamar," papar Ghandy.
"Mama mimpi ada terowongan besar di kamar, terowongan itu ada apinya besar, terus kita di sedot masuk ke sana," cerita Mama yang membuat Ghandy bergidik ngeri.
"Udah, yuk, sekolah. Mama mau nemenin Bagas di rumah. Kasihan dia," ucap Mama seraya memutar kunci mobil, dan tak lama terdengar bunyi deru mobil. Ia kemudian memutar kendaraan roda empat itu dan melajukannya dengan kecepatan sedang.
***
Tok-tok-tok!
Bunyi ketukan berkali-kali terdengar nyaring mengusik ketenangan seorang pemuda yang sedang tertidur lelap di kamar kos-kosannya.
Pemuda itu menggeliat. Hari ini ia sudah izin masuk siang. Kelelahan karena kemarin bermain bersama kekasihnya yang cantik.
Kenangan bersama gadis itu membuatnya susah tertidur karena terbayang bagaimana gadis itu begitu lihay memanjakannya.
Pemuda yang tak lain adalah Sadawira itu akhirnya terpaksa bangun dan bangkit dari tidurnya karena mendengar ketukan pintu yang semakin kencang.
Kriettt!
Sada terhenyak saat melihat seeorang yang kini sudah berada di depan pintu kosnya.
Gadis berbaju kaos dan bercelana jeans dengan rambut terurai panjang itu tampak awut-awutan, tarapannya kosong dan tampak sayu.
"Sayang? Ajeng? kok mendadak?" Sada tampak kaget. Ia melirik ke kanan dan kiri, takut ada yang melihat. Beruntung hari itu sepi karena semua orang pergi bekerja.
Sada langsung menarik tangan Ajeng dan membawanya masuk ke dalam kamar kos nya.
Di dalam kamar reaksi Ajeng sangat berlawanan. Ia tersenyum sinis dan matanya menatap tajam ke arah kekasihnya itu.
Tanpa aba-aba ia mendorong Sada hingga pemuda itu terjengkang di atas kasur kapuknya.
Bughht!
Sada meringis menyentuh kepala belakangnya yang sakit karena terantuk dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Nenek
HorrorKetika Nenek membeli rumah baru yang ternyata menjadi awal dari teror dan hilangnya nyawa!