Bismillah
RUMAH NENEK
#part 20
#by:R.D.Lestari.
Ajeng ... ini Mas... Mas di sini, Sayang ...," suara lain memanggilnya.
Pemuda di sudut berbeda itu punya suara dan aksen yang sama.Ajeng semakin bimbang. Yang mana Sada?
Sedang wanita yang berada di samping Sada itu naik ke atas panggung dan duduk di sebuah kursi berukir kepala naga berwarna emas.
"Pilihlah kekasihmu, tapi jika kau salah memilih, ia akan abadi di sini bersamaku!"
Ajeng memindai tatapannya secara bergantian, antara Sada yang terikat akar atau Sada yang menyunggingkan senyum manis padanya.
Dua paras yang sama dengan raut wajah berbeda. Salah satunya penuh rasa rindu dan satunya nafsu.
Ajeng mundur beberapa langkah saat Sada yang berada di samping wanita berkebaya hitam itu mendekat.
Batinnya berkata jika lelaki itu bukanlah Sadawira, pacarnya. Ia terus mundur seiring langkah lelaki yang jaraknya hanya tinggal beberapa meter darinya.
Dugh!
Ajeng terpojok. Punggungnya menyentuh dinding yang terasa lembab dan bau.
Gadis itu hendak menghindar, tapi dua tangan kekar berotot itu dengan sigap mengunci dirinya.
"Ma--Mas, tolong lepaskan," pinta Ajeng.
"Ajeng!" sedang lelaki yang berada di sudut berbeda tampak berontak dan mengamuk, tapi kekuatannya kalah jauh dengan kekuatan gaib yang menahannya.
"Aku begitu rindu padamu, Ajeng," lelaki di hadapannya itu dengan bringas menciumi leher dan pipi Ajeng. Gadis itu meronta. Dua tangannya berusaha mendorong tubuh yang menghimpitnya.
"Jangan kau sentuh Ajeng! dia milikku!" teriak Sada yang lain.
Melihat kejadian di hadapannya, Ajeng semakin yakin, jika yang ada di hadapannya ini bukan Sada.
Memang ia pernah berbuat dosa dengan Sada. Ia mengakui itu, tapi sesungguhnya itu terjadi karena ia merayu Sada.
Sada adalah sosok yang baik. Selama beberapa tahun berpacaran dengannya, Sada selalu menjaganya.
Semua karena Ajeng, hingga pertahanan itu hancur dan menyebabkan mereka masuk ke dalam lubang iblis yang teramat dalam.
"Kau bukan Sada!" sekuat tenaga Ajeng mendorong lelaki di hadapannya hingga mengurai jarak diantara mereka.
"Aku Sada .... Sayang... Dia yang bukan Sada," tunjuknya pada lelaki yang terikat akar. Pemuda itu semakin meronta.
Ajeng mengulas senyum tipis. "Aku memilih lelaki itu," dengan yakin Ajeng menunjuk kearah lelaki yang berada di pojok ruangan itu.
"Ha-ha-ha, tidak semudah itu ... Ajeng ...,"
"Kau harus menyenangkan peliharaanku dulu,"
Tubuh Ajeng seperti tersedot. Wanita berparas cantik dengan senyum mengerikan itu memainkan jarinya, hingga Ajeng terpaksa mendekat padanya.
"Kau lihat Dia? itulah tubuhmu! kau bisa kembali asal kau dengan sukarela melayani panglimaku, genderuwo, dan tentunya Sada pacarmu, juga harus aku nikmati terlebih dahulu," tukasnya.
Kening Ajeng mengernyit. Penawaran yang tak masuk akal. Ia tak ingin mengorbankan Sada atas semua perbuatannya.
"Aku... tak ingin kembali ke tubuhku. Kau bisa ambil nyawaku. Asal kau bebaskan kekasihku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Nenek
HorrorKetika Nenek membeli rumah baru yang ternyata menjadi awal dari teror dan hilangnya nyawa!