Part 13

1.8K 167 8
                                    

Bismillah

               RUMAH NENEK

#part 13

#by: R.D.Lestari.

Belum hilang rasa kagetnya, Nenek harus kembali merasakan dentuman dalam dadanya, kala tak sengaja ia melihat di celah pintu kamar Ajeng yang terbuka, Ajeng sedang bercermin dan menyisir rambutnya sambil bersenandung jawa.

Entah datang dari mana, suara dentingan gamelan datang bersahut-sahutan.

Seketika bulu roma Nenek berdiri. Wanita tua itu mematung. Merasakan hawa dingin yang menusuk.

Asap tiba-tiba mengelilingi rumah dan dalam sekejap suasana rumah berubah mencekam.

Makhluk tak kasat mata bermunculan. Mulai dari yang berbulu lebat, berkaki satu yang diseret, tangan buntung, wajah rusak, wajah yang di penuhi belatung dan masih banyak makhluk lainnya.

Mereka menyebar ke segala ruangan seperti zombie, dengan wajah menyeringai dan kelaparan.

Tubuh Nenek bergetar hebat. Apalagi saat mendengar suara kikikan yang berasal dari cucu kesayangannya, yaitu Ajeng.

Rasa takut kian menguasai dirinya. Saat ingin berbalik dan kabur, tiba-tiba ...

Tap!

Sesuatu seperti menangkap kakinya. Mata Nenek membola dan menghadap ke arah lantai.

Ia ingin teriak, tapi suaranya seperti tertahan di kerongkongan. Tangan pucat mencengkeram salah satu kakinya.

Tubuh makhluk  separuh yang keluar dari ubin itu menatapnya dan menyeringai mengerikan. Seolah mengejek Nenek yang saat ini tak mampu berkata-kata.

"Ekh, lepaskan!"

Susah payah Nenek berusaha lepas dari cengkraman tangan dingin pucat berurat itu. Keringat mengucur deras di dahinya.

Namun, cengkeraman makhluk itu semakin kuat dan ...

Bught!

Tubuh Nenek terjerembab di lantai. Bibirnya membentur lantai hingga darah mengucur deras dari luka yang menganga.

"Darah ... darah ...,"

Makhluk itu melepaskan kaki Nenek yang meringis kesakitan. Tangan keriputnya menyentuh bibirnya.

"Akhh, darah ...," lirihnya.

Makhluk yang hanya separuh itu perlahan merangkak dan menunjukkan seluruh tubuhnya, makhluk itu berputar dengan posisi seperti laba-laba, tangan dan kaki berjalan bersamaan dengan kepala terbalik, mendekati Nenek yang berusaha untuk bangkit dan terduduk.

Nenek terkesiap saat melihat makhluk aneh itu tertawa terbahak melihat Nenek yang kepayahan.

"Jauh! pergi!"

Suara Nenek yang membahana bukannya membuat makhluk itu pergi, malah semakin mendekat.

Teriakannya itu juga membuat Ajeng dan makhluk lain yang ingin dihindarinya malah mendekat.

Nenek yang di kepung beringsut mundur dan terpojok di dinding. Saat mencekam seperti itu, ia melihat Ajeng berdiri dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ajeng ... tolong Nenek, Nak," lirih Nenek mengiba, tapi Ajeng malah tertawa mengerikan.

Ia malah mengangkat kedua tangannya, seolah memberi komando pada mahluk seram lainnya itu menghabisi wanita tua yang ada di hadapannya.

"Nikmati makanan kalian ... anak-anak... makanan siap di santap!"

Rumah Nenek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang