Chapter 3 - Kerja Paruh Waktu di Dunia Lain

10 1 1
                                    

Hari ini aku berjanji akan mengunjungi Leo dan mulai membantunya disana sebagai murid sekaligus karyawan magang atas rekomendasi Ricardo.
Namun saat aku keluar dari klinik Bent sudah menungguku di luar dan mengatakan Ricardo meminta aku menemuinya. Yugo sudah memberitahukan Leo tentang hal ini. Setibanya di sana, aku di antar ke ruang kerja Ricardo.

" Oh kau sudah datang! Terima kasih untuk semalam. "
" Soal yang kemarin sebagian besar didapat oleh orang-orang mu, aku hanya kebetulan terlibat.. "
" Hahahahaha,,, kau memang sepertinya tipe yang merendah atau lebih tepatnya tipe yang tak mau repot. "

' dia membacaku lagi... '

" Baiklah, alasanku memanggilmu ada dua hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Pertama mengenai orang yang kalian temukan, benar dia merupakan sisa-sisa anggota kelompok bandit itu dan aku sudah mengirimnya ke tahanan untuk berkumpul bersama teman-temannya. Lalu kedua aku ingin kau pergi ke kota Rockaxe. "
" Kenapa aku harus pergi? Apa aku diusir dari desa ini??! "
" Tenang saja kau tidak kami usir, hanya saja mengenai hal yang terjadi beberapa hari ini aku ingin melaporkannya pada guild. Dan karena kau pun harus mendaftarkan dirimu, jadi sekalian saja kau ikut kesana. Hahahaha... "

Sudah ditetapkan jadwal ku berikutnya berubah dan harus berangkat ke kota Rockaxe. Perjalanan dari desa menuju kota dengan kereta kuda menempuh waktu sekitar satu jam. Aku kembali ditemani Yugo, Bent dan Walter lalu anggota terakhir tidak lain adalah Ricardo.

Dalam perjalanan, pemandangan yang kulihat padang rumput yang luas di sisi jalan yang terhampar sejauh mata memandang. Jalan tanah yang tercipta karena dilalui oleh pejalan kaki dan penunggang kuda, juga jalan yang tidak rata tidak seperti jalan aspal. Dan sesekali kami menemui rombongan lain yang melakukan perjalanan saat melewati persimpangan.
Desa Camellia berada tidak jauh dari kota Rockaxe dan merupakan desa penghubung dengan desa-desa kecil lainnya yang berbatasan dengan hutan besar.
Berjalan ke arah utara jalan akan terbagi ke beberapa arah, ke timur dan barat. Jika terus menuju utara tembok kota pun semakin terlihat dari kejauhan.

Di bagian luar tembok kota terdapat beberapa ladang yang terhampar dan orang-orang yang berkebun mengelolanya. Saat tiba di gerbang kota terdapat dua orang penjaga yang memeriksa orang yang keluar dan masuk, tidak semua orang memiliki tanda pengenal dan orang tersebut harus membayar biasa masuk sebesar 1 copper.
Tembok kota yang tingginya sekitar 10 meter dan juga memiliki penjaga yang melihat ke arah selatan. Ketebal tembok pun disesuaikan untuk menjaga keamanan wilayah kota, apa lagi didunia yang memiliki hewan-hewan buas.
Saat aku sedang menunggu giliran, aku memperhatikan yang ada di depanku dan aku menyadari, bahwa hanya warga kota yang memiliki pekerjaan di luar tembok kota saja yang memiliki tanda pengenal. Dan tanda pengenal lainnya adalah mereka yang tergabung dengan guild petualang atau guild pedagang.

Ricardo memberitahuku bahwa, para ksatria kerajaan dan prajurit memiliki tanda pengenalnya sendiri dari simbol yang ada di perlengkapan mereka. Lalu yang terakhir para penjaga desa yang termasuk profesi dibawah kolaborasi kesatria kerajaan dan guild petualang juga memiliki tanda pengenal khusus.
Ricardo membayarkan uang masuk ku dan kami masuk menelusuri jalan di dalam tembok kota. Pemandangan sekitar seperti di eropa pada tahun pertengahan, benar-benar seperti adengan yang biasa ku lihat baik itu film dan anime dan sesuai dengan penjelasan pada novel-novel yang selama ini ku baca. Tidak ku sangka bahwa aku pun akan merasakannya juga.

Area dekat pintu gerbang tidak begitu bersih dengan banyaknya kereta kuda yang lalu lalang, sekilas aku lihat sepertinya semakin kedalam akan semakin lebih baik dengan saluran air di beberapa tempat.
Ricardo turun terlebih dahulu dari kereta dan mengatakan agar kami terlebih dahulu menuju guild petualang. Dirinya akan mengunjungi markas ksatria kerajaan untuk membahas pengangkutan para bandit untuk dibawa ke pertambangan.
Hanya beberapa menit kemudian kami pun sampai di depan sebuah bangunan dengan tiga lantai, bangunan ini juga besar. Saat masuk aku melihat beberapa orang yang sedang berbincang ditemani minuman, sebagian lainnya berdiri didepan sebuah papan pengumuman dan sebagian lagi sedang mengantri pada beberapa loket yang ada di bagian dalam ruangan.

In Another World, Not Much Different just Way More CrazierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang