In Another World, Not Much Different just Way More Crazier

Chapter 1 - Mari Merendah Untuk Menghindari Hal Merepotkan. Eee.....?!

Pria di hadapan ku bernama Walter, pengguna pedang yang memiliki kemampuan paling baik dibanding yang lain.
Dengan tinggi sekitar hampir 180cm dan otot tubuh yang sedikit kecil untuk orang yang bertarung jarak dekat, namun wajahnya tetap terlihat tenang walau dalam keadaan seperti sekarang dan itu cukup mengagumkan.
Menurut ceritanya, desa ini diserang oleh sekelompok bandit, tentu saja sebagian besar warga desa sedang tidur dengan lelap dan hanya sebagian yang berjaga-jaga. Saat tanda bahaya berbunyi dan kepanikan mulai terjadi para bandit pun menjarah warga desa dan melakukan pembakaran.
Penjaga desa dan para pria warga desa mencoba untuk menahan para bandit, sementara Walter dan rekan-rekanya melakukan evakuasi pada para wanita dan anak-anak.

" Kami yang ada disini ditugaskan untuk melakukan evakuasi dan berharap bertemu dengan pertolongan di jalan. "
" Pertolongan? "
" Desa Camellia merupakan tempat pelatihan penjaga desa, biasanya mereka memiliki cukup orang untuk membantu desa di sekitarnya saat terjadi masalah. Kami sudah mengirimkan burung pengantar pesan kesana, tapi... "

Walaupun wajahnya terlihat tenang, namun gestur tubuhnya menunjukan tanda-tanda kecemasan. Faktor yang menambahkan masalah bagi mereka saat ini yang tidak lain adalah gerombolan anjing besar yang mengikutiku kesini.

" Ombra dog harusnya hanya berada di bagian lebih dalam hutan besar.. " Walter mengumamkannya..

' Maaf... ', Hanya hal ini yang bisa kuucapkan di dalam hati.

Aku mencoba mengambil inisiatif dan bertanya pada Walter mengenai keadaan desa saat ini dan bentuk geografis desa.
Sebelum semua warga dapat dievakuasi, sebagian besar rumah sudah terbakar oleh api. Hanya daerah ini yang masih cukup aman dari jangkauan para bandit.
Desa ini memiliki 3 rute keluar masuk, jalur tenggara tempat kami berada saat ini, jalur utara menuju arah pegunungan, lalu jalur selatan yang berbatasan dengan hutan besar dan merupakan tempat yang pertama diserang para bandit.
Dari arahku saat ini jika kita terus ke arah pusat desa maka jalan akan terbagi dua, lurus menuju persimpangan besar dan jalur kanan menuju alun-alun.

" Walter, diantara kalian ada seseorang yang bisa berlari dengan cepat? Mungkin kita bisa melakukan sesuatu."

Pria yang tadi menangis di dekat ku perlahan mengangkat tangannya.

" A-aku, Aku cukup yakin bisa berlari dengan cepat. "

Walter melihatku dan menganggukan kepalanya. Aku menjelaskan kepada mereka apa yang kupikirkan, setelah itu kami bertiga bersama menuju ke pusat desa.
Dua pria lain nya berjaga pada rumah tempat anak-anak dan wanita berada, aku meminta mereka untuk mengunci dengan rapat pintu rumah itu dan tetap diam di dalam untuk berlindung.
Saat dalam perjalanan Walter melihat seorang gadis sedang dilecehkan oleh dua orang bandit di kejauhan. Aku menahannya yang berusaha berlari menolong wanita itu lalu menyerahkan dua bilah pisau padanya.

" Jaga aku dari belakang. "

Aku menarik nafas dalam-dalam dan bergegas berlari ke arah mereka sambil berusaha untuk tidak disadari oleh kedua bandit itu.
Seorang dari mereka memelintir tangan gadis itu ke belakang sambil menodongkan pisau di tangannya pada leher si gadis, sementara rekannya mengoyakan pakaian secara perlahan, mereka tertawa sambil mempermainkan gadis itu dan sesekali berkata kasar dan vulgar.
Mereka yang terlalu fokus dengan apa yang mereka lakukan tak menyadari kedatangan ku dan seketika.

" AAAAAAARRRRGG...............!! "

Salah seorang diantara mereka yang tadi menodongkan pisau berteriak dengan sangat kencang dan melihat ke arah lengannya. Lengannya terputus dan darah mengalir dari bagian lengan yang hilang tersebut.
Disaat bersamaan, rekannya yang terkejut melihat temannya berteriak dan melihat lengannya tergeletak di tanah, terdiam dan tak memahami apa yang terjadi sampai dia merasakan sakit di bagaian pahanya, dan melihat pedang menembus pahanya.
Mereka berteriak kesakitan dan gadis itu pun terlepas, aku menariknya menjauh dari mereka.