|08. memohon|

1.7K 66 4
                                    

Happy reading
----------------------

Citttt

Alvar memarkirkan mobil nya asal lalu keluar dari mobil dengan terburu-buru. Di depan bangunan apartmen itu sudah berbaris orang suruhan nya sambil menundukkan kepala.

Arval mengambil pemukul baseball yang sudah Deuz siapkan untuk nya. Ia layangkan pemukul baseball itu untuk memukul orang-orang suruhan nya yang tak bisa di andalkan.

Bukk Bukk Bukk

"Lemah! Menjaga 1 wanita saja kalian tidak bisa! Percuma saya bayar mahal-mahal! Dan lagi, kenapa tidak kalian cari?! Kenapa malah ngadu ke saya?!" Maki Arval.

Mereka semua menunduk dan tak berani untuk menegakkan kepala nya. Tetapi, salah satu dari mereka mencoba menegakkan kepala nya menatap ke arah bos mereka yang sedang marah.

"Maaf, Bos. Bahkan kami saja tidak tau bahwa nona Ailsie keluar dari kamar. Kami tau saat tiba-tiba ada suara berisik dari dalam kamar yang mencurigakan." Beritahu orang itu.

Nafas Alvar tampak naik turun tak beraturan. Mata nya merah tetapi bukan mata merah vampire. Serta tangan nya yang semakin mencengkram gagang pemukul baseball.

"Cari dia!" Perintah Alvar mutlak.

"Baik, Bos." Ucap mereka bersama-sama.

Orang-orang suruhan Alvar pun segera membubarkan diri. Mereka segera membagi tugas masing-masing. Dan di bentuk lah 3 grup.

Grup pertama, mereka mencari ke semua hotel yang ada di kota ini. Grup yang ke dua mencari ke setiap jalan di kota ini dan grup yang ke tiga mencari di sekitar bandara.

Suara-suara knalpot mobil mereka yang bising menjadi pembuka untuk tugas mereka kali ini. Abu asap mobil yang membuat siapa saja terganggu saat mencium nya kecuali Alvar dengan tatapan datar nya.

"Perempuan itu harus ku dapat kan!" Ucap Alvar dengan memggertakkan gigi nya di akhir kalimat.

Sambil membawa pemukul baseball, Alvar masuk ke mobil nya yang di susul oleh Deuz. Laki-laki itu sudah membawa laptop untuk ia serahkan ke Alvar.

Alvar tak bisa hanya diam menunggu, itu terlalu lama. Bisa-bisa perempuan itu sudah pergi menjauh.

Alvar segera membuka laptop nya dan menyalakan hotspot dari ponsel nya. Lalu ia memainkan keyboard dengan lihai sambil mata nya fokus ke arah layar laptop.

"Arghhh, Sialan!"

Alvar berteriak marah saat ponsel milik Perempuan itu tak aktif dan lokasi terakhir perempuan itu berada di wilayah apartmen nya.

Tak hanya itu, cincin yang ia pasang di jari manis perempuan itu juga tak bisa ia lacak dan lokasi terakhir nya sama seperti lokasi ponsel milik perempuan itu.

Alvar menduga seperti nya semua ini sudah di rencanakan perempuan itu serta laki-laki sialan itu dengan matang tanpa cacat sedikit pun.

"Ang --"

Angkar mengangkat jari telunjuk nya tepat di bibir nya, menyuruh Ailsie agar diam. Ailsie segera menutup mulut nya dengan menganggukkan kepala nya.

"Ok." Bisik Ailsie.

Ailsie beranjak dari kasur menuju ke arah balkon untuk membiarkan laki-laki itu untuk masuk. Tetapi sayang, pintu balkon terkunci.

Ailsie pun membentuk tangan nya menjadi bentuk X, mencoba memberi tau Angkar bahwa pintu balkon tak bisa di buka.

Tampak mulut Angkar berkata "Gak apa apa." Sambil menunjukkan sebuah alat untuk membuka pintu yang laki-laki itu bawa.

Ekspresi lesu Ailsie berubah menjadi ekspresi senang. Ia sangat menunggu pintu balkon terbuka saat Angkar sedang berusaha membuka pintu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARVAL 17+ (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang