Entah bagaimana, pokok nya simsalabim.
Ketua organisasi kodok hijau itu turun dari jabatan nya dan sesuai keinginan mami bos Bonten, si kodok hijau ini turu.
Karena cerita ini bukan cerita versi mami Bonten, jadi kita lewat kan saja adegan ciu ciu nya.
Selama aku hamil, aku hanya tidur, makan, tidur dan makan.
Hingga akhirnya aku tidak sadar, bahwa berat badan ku naik drastis.
"Nani?! 70 kg!!" Teriakku syok, dengan hasil timbangan digital yang menunjukkan angka 70 kg.
"Loh kok jadi 75 kg?!" Aku makin syok saat angka nya malah bertambah.
"Pfftt" Tawa jahat dari belakang ku, saat aku berbalik untuk melihat siapa pelaku nya.
"Kokooooo!!!" Teriakku emosi, karena dia yang membuat diriku overthinking.
"Sudah lah... Tidak usah kau timbang terus setiap hari, kau akan setres nanti" Ucap Koko, yang memeluk ku.
"Kau yang membuatku stres" Aku membalas pelukan nya dan juga menarik rambut nya.
"Itte.. Kau hobby sekali menarik rambut ku" Ucap Koko, yang mengelus lembut rambutku.
"Biarin.. Kau ngeselin, tapi aku sayang" Aku mengigit leher nya.
"Sayang, jangan memancing" Ucap Koko, yang tersenyum licik.
"Ko, aku minta maaf" Ucap ku, yang menjauh, karena insting ku sudah mengatakan 'run'.
"Mana bisa begitu sayang" Koko melingkarkan lengan nya ke pinggangku.
"Koko aku kan lagi hamil".
"Kata dokter tidak masalah".
"Aa Koko, waittt"
"Kalian ngapain?" Tanya Satya, yang menurunkan komik yang sedang ia baca.
"Ganggu saja" Gumam Koko.
"Kau yang ngapain?!" Tanya ku kesal.
"Aku? Kan aku tinggal disini.. Kau lupa?" Ucap Satya, dengan wajah polos.
"Oh iya, masakin seblak dong" Suruh ku.
"Disuruh mama itu makan, makanan yang bergizi, bukan makan kaki ayam" Ucap Satya.
"Bawaan ini".
"Iyo iyo" Ucap Satya, yang berjalan keluar ruangan.
"Seblak? Yang waktu itu?" Tanya Koko, yang trauma.
"Beda lah, ini kan di tangan yang tepat" jawab ku.
Teretetetett.
Aku melihat layar handphone ku menunjukkan wajah mba Sano yang sedang sebat.
Mba Sano memang beda, suami nya pasang foto diri nya yang alim.. Dia pasang foto kaya gini.
"Naun mba?" Tanya ku menjawab panggilan dari nya.
"Beli baju baby yukk.. Aku sudah didepan rumah mu" Ucap Mba Sano, yang membuatku tercengang.
Aku melihat Koko. "Ko, Sano-san sudah diluar".
"Mikey? Apa istri nya?" Tanya Koko.
"Dua dua nya, kaya nya" Jawabku, biasa nya kan emang berdua.
"Yaudah temui sana, aku malas bertemu dengan nya, emosi aja bawaan nya" Ucap Koko.
"Aku mau beli pakaian baby, minta duit" Ucapku sambil mengulurkan tangan ke Koko.
"Ini" Koko membuka dompet nya dan mengasih satu kartu hitam.
"Tunai nya mana?" Minta ku lagi.
"Haa.." Koko menghela nafas dan memberikan semua uang di dompetnya kepada ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Koko Money ❤️
Lãng mạnMungkin menurut kalian mempunyai suami kaya raya macam Koko adalah sebuah kenikmatan dunia yang tiada tara, apalagi dia tampan. Tapi.. - Gambar yang akan muncul aku ambil dari Google, pinterest dan Instagram. Jadi maaf jika aku tidak menuliskan cc...