4. SatKo

739 87 32
                                    

Setelah perdebatan panjang antara aku dan Kokonut, kini kami ada di sebuah showroom mobil di Jakarta Barat.

Karena aku syok dengan harga sewa mobil yang di sewa Kokonut ini, aku berdebat dengan nya untuk membeli satu mobil saja dan tidak usah membawa pengawal tidak berguna itu.

Koko tidak setuju dengan usul ku, dia tetap ingin menyewa mobil dan membawa pengawal nya.

Hingga akhirnya aku kesal dan menjambak rambut nya, beruntung mama ku datang dan memisahkan kami.

"Adikku itu memang tidak bisa dibantah, dulu saja aku sampai digigit dan ini bekas nya" Ucap Satya, yang menunjukkan bekas luka di lengan kanan nya.

Entah sejak kapan dia dekat dengan Koko.

"Beruntung, Ibu mertua datang" Ucap Koko, yang melihat bekas luka di lengan Satya, dengan serius.

"Semoga kau tidak menyesal sudah memilih adikku" Ejek Dimas, yang menatap diriku sambil menahan tawa.

"Menyesal pun sudah terlambat" Tambah Koko, yang terkekeh.

Entah bagaimana cerita nya, abang-abang ku jadi semakin akrab dengan Koko, kemampuan wibu memang hebat, mereka bisa mengobrol dengan lancar.

"Apa aku belikan mobil buat kakak mu juga ya?" Tanya Koko, yang menatap ku senang, namun aku menatap nya dengan malas.

Aku akan mogok bicara.

"Tidak usah, kami segini saja sudah cukup" Tolak Rangga, diantara kami berempat memang dia yang akhlak nya bagus.

"Aku menyukai kalian, lagipula adik ipar kan harus menyogok, itu kata Saya-chan" Ucap Koko, yang membuat ku tersedak air ludahku sendiri.

"uhuk".

"Kalau memang itu kemauan Saya-chan, apa boleh buat" Ucap Satya, yang mengambil kesempatan dalam kesempatan.

"Apa boleh aku memanggil kalian Nii-san?" Tanya Koko, yang kini makin sok akrab sama tiga abangku.

"Panggil Aniki saja... Oh ya, deku, kau berarti harus panggil aku onii-chan" Seru Satya, yang menatap penuh harap padaku.

"Jangan pernah kau berharap hal itu akan terjadi!" Cetus ku, yang menatap kesal Satya.

"Aku membuatnya bicara, mana seratus ribu" Ucap Satya, yang mengarahkan tangan kanan nya ke Koko, dan Koko mengasih begitu saja selembar seratus ribu ke Satya.

Satya, apa kau membodohi Koko? Seharusnya kau minta satu juta, bodoh.

Aku menatap Satya dengan tatapan tidak percaya, Satya terlihat senang dengan seratus ribu di tangan nya.

"Sayang, kau mau mobil apa?" Bujuk rayu Koko, yang merangkulku.

Aku menatap nya malas. "Alphard.. Sebenarnya aku sih ingin Pajero, tapi untuk mama Alphard lebih cocok" Ucapku, sambil melihat mobil Alphard berwarna putih.

"Alphard dan Pajero" Ucap Koko, pada pemilik Showroom, yang membuat ku tercengang. "Mau warna apa?" Tanya Koko, padaku yang masih tercengang.

"Kurasa kalau kau beli itu, aku tidak usah meminta mobil lagi" Ucap Satya, yang menyadarkan ku.

"Aniki pilih saja, lagipula ini kan untuk ibu mertua dan Saya-chan" Ucap Koko, dengan santai.

Udah kaya Sugar Daddy.

"Benar kata Satya, dua saja cukup, lagipula kita harus membeli rumah kan.. " Bisik ku pada Koko, lalu aku berjalan ke kasir sambil menarik Koko.

"Ho, apa maksudmu, aku belikan rumah saja ke kakak mu?" Tanya Koko, yang entah kenapa malah seperti aku memberikan ide pada nya.

Take Koko Money ❤️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang