ARGADANA

D

Hallo✨✨

Jangan lupa vote nya. Yang suka dengan cerita Argadana ini ayo di share biar yang baca banyak. Thanks guys..

Komennya ditunggu ☺

InsyaAllah author bakal spill juga tentang Argdana di instagram. Mungkin sedikit spoiler hehe

Follow igeh author yak
*

*

✨Happy reading Guys✨

"Argadana Adijaya anak tunggal kaya raya yang tampan dan juga dermawan calon suaminya Kayla."

Jefri dan Mayang tersedak mendengar ucapan Arga. Sedangkan Diki dan Vano cengo. Bisa-bisanya Arga dengan santainya menyebutkan dirinya sebagai calon suami Kayla.

Prok prok prok
"Gile Kayla yang barbar jadi rebutan bos mantap nih." Kata Diki mengacungkan jempol.

Plakk
Kayla menggeplak pundak Arga. "Nggak usah ngaku-ngaku!"

Arga cemberut. "Tinggal aminin aja sih biar gue seneng."

"Udah makan yang bener jangan ngobrol," ujar Mayang.

Mungkin setelah penolakan ini Arga bertekad untuk mengambil hati Jefri dan Mayang yang paling utama.

***
Kayla memandang keluar kelas lewat
jendela dimana pemandangan yang sangat disukai saat mas crush sedang olahraga basket. Cuaca yang panas membuat mas crush bertambah tampan. Hanya ini yang bisa Kayla lakukan memandang laki-laki itu dari jauh. Kayla sadar diri ia hanya gadis kentang dan sedikit tomboy yang tidak punya keberanian untuk mendekati laki-laki yang bisa dikatakan sempurna. Sudah satu tahun Kayla mengaguminya semenjak menginjak bangku SMA. (Brak patah bangkunya)

Mungkin setelah sepulang sekolah Kayla akan memanggil tukang urut untuk mengurut lehernya yang sedari tadi menengok kesamping terus-menerus.

"Udah kali liatnya sengklek pala lo baru tau rasa!" Rani menyenggol tangan Kayla yang menyanggah dagu sehingga membuat kepalanya oleng.

"Aww leher gue sakit bangsat." Kayla merenggangkan lehernya.

Bughh
Rani nemukul pundak Kayla dengan keras. "Lo toxic jadi gue pukul."

Kayla menggerutu memang kesepakatan yang sedikit aneh, jika diantara mereka berdua ada yang berbicara kasar maka hukumannya dengan memukul pundak. Tujuannya untuk menjadikan perempuan yang bertutur kata baik dan lembut walaupun usaha itu sepertinya sia-sia karena faktor lingkungan yang toxic.

"Yaampun gimana caranya biar gue nggak ngomong kasar, kadang gue malu kalo didengar orang, cewek kok ngomong kasar." Kayla menghela nafas dan memukul mulutnya sendiri.

"Yaelah jaman sekarang ngomong toxic hal yang lumrah bahkan ada yang lebih parah jadi jangan terlalu dipikirin ya Kayla otak lo nggak bisa berpikir keras yang ada nanti ngelag," ucap Rani.

Kayla menatap Rani sengit. "inget gue sama lo pinteran gue dikit!" Semester kemarin Kayla masuk ke sepuluh besar menduduki peringkat kedelapan dan Rani ke sembilan.

Rani tersenyum bangga, "Eh tapi lebih pinteran gue ya kalo soal cowok."

"Iyaa lo kan sasimo," celetuk Kayla nyelekit.