Chapter 10 - Penyelesaian

1.1K 126 28
                                    

Haloooooo! Selamat pagi, masih subuh sih hehe.

So here we go, new chapter..

Bakalan lumayan panjang, karena sampai 1700 words.

So, enjoy!jangan lupa vote, comment.

*****

"Memangnya belum selesai juga? Udah mau seminggu loh kita di sini, tiap hari pulang malam terus." Keluh Gun sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper, lusa mereka akan pulang.

Luke memeluk Gun dari belakang, "Maaf, aku tak mengira akan seperti ini, kupikir 2-3 hari sudah selesai."

Gun sebenarnya tak masalah, karena selama di California dia banyak menemui teman-teman yang sudah lama tak ia jumpai.

"Malam ini aku akan bertemu temanku lagi, kau juga pulang malam lagi kan?"

Luke mengangguk lesu, "Maaf ya, kabari aku jika terjadi sesuatu. Bersenang-senanglah dengan teman-temanmu, oke?"

"Oke."

Setelah dua hari lalu Gun berkenalan dengan seorang bernama Win, mereka jadi lumayan dekat. Kemarin dan hari ini Gun malah menghabiskan waktu liburannya dengan Win daripada teman-teman SMAnya. Menurutnya Win orang yang menyenangkan, dia juga banyak cerita perihal masalah percintaannya yang bertepuk sebelah tangan. Hari ini mereka berencana untuk pergi ke sebuah kafe, Win ingin berbagi cerita lagi katanya.

"Halo? Win aku berangkat sekarang."

"Oke, aku sudah memesan meja atas namaku, langsung saja ke sana."

"Baiklah, sampai bertemu."

*****

Win's Pov

Aku ingin merutuki diriku sendiri karena sering bersikap impulsif,aku baru sadar sebagian dari keputusan yang pernah aku ambil, kebanyakan aku putuskan tanpa pikir panjang. Beberapa hari lalu, entah bagaimana caranya aku bisa berteman dengan orang yang tak aku sukai, cinta pertama dari cinta pertamaku. Sungguh gila.

Kemarin aku bertemu Bright, seperti biasa kami mengobrol sambil duduk-duduk di sofa apartemennya, sementara film Disney terbaru terputar di televisi, ya, aku memang fans berat Disney movies. Saat itu aku tak fokus pada film, aneh, aku malah memikirkan.. kenapa ya aku sangat menyukai Bright?

Setelahnya, ada beberapa alasan yang membuatku tergila-gila pada Bright. Pertama, dia adalah pria yang baik, alasan klise, tapi di jaman seperti ini pria mana yang sebaik dia? Hidupnya hanya seputaran kerja, tattoo, musik, and repeat. Dia jarang minum, aku bahkan tidak pernah melihatnya mabuk. Tidak bermain wanita, pokoknya tidak melakukan hal-hal aneh yang biasa dilakukan pria. Oleh karena itu, saat temannya bercerita jika dulu Bright adalah pemabuk berat, pecandu narkoba, jelas aku langsung tak mempercayainya, maksudku, bagaimana mungkin? Kedua, dia pria yang setia. Terbukti dia gagal move on selama tujuh tahun lamanya. Ketiga, jelas karena dia tampan. Siapa coba yang tak suka pria tampan?

"Filmnya di depan Win." Katanya saat aku malah memperhatikan wajahnya daripada film kesukaanku.

"Yah.. wajah sepertimu sulit untuk diabaikan sih."

Bright hanya menggeleng, sepertinya dia sudah terbiasa dengan tingkahku.

"Bri.."

"Bright." Ujarnya mengoreksi, entah mengapa dia tak suka aku panggil dengan kata 'Bri'

"Hmm iya, Bright. Kenapa sih? Kan lebih singkat dan enak saja jika dipanggil Bri." Keluhku.

Dia malah mengalihkan, "Ada apa?"

"Huh.."
"Kenapa kau tak bisa menyukaiku? Apa aku setidak menarik itu di mata mu?" Tanyaku terus terang, Bright memang sudah tau aku menyukainya, aku pernah mengaku padanya, namun tertolak. Haha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIN S2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang