Chapter 6 - Pertemuan yang tak diinginkan

806 113 11
                                    

The things is, aku tuh mahasiswa tingkat akhir guys. Jadi kalian tau aku lagi sibuk mempersiapkan semua persyaratan kelulusan hehe, u know that.

So sorry, kalau udah lama bgt gak update. Doain semuanya lancar yaaa, biar bisa sering-sering update hehe.

Enjoy, byeee!

*****

Tanpa sadar air mata Off bercucuran, tangannya menggenggam tangan Sean erat.

"Ini benar kau?" Off memberanikan diri untuk melangkah, mencoba menggapai sosok yang setengah mati ia rindukan.

Namun, seiring dengan langkah Off yang maju, langkah Gun justru mundur. Kepalanya menggeleng kecil, pipinya tak kalah basah. Ia segera berbalik dan berlari sejauh ia bisa.

Segera Off menggendong Sean dan berlari mengejar Off, ia tak bisa kehilangan Gun begitu saja. "Gun!!"

Gun menulikan telinganya, begitupula Off, ia tak menghiraukan anaknya yang terus memanggil dan bertanya ada apa. Fokusnya hanya pada Gun yang berlari beberapa meter di depannya. Tepat sebelum Gun bisa menyebrang, Off berhasil menarik Gun kedalam gang diantara dua toko di jalan itu.

"Demi Tuhan, jangan seperti ini Gun. Bicara padaku sebentar." Gun enggan memandang Off sama sekali, wajahnya ia palingkan menghindari tatapan mata Off.

"Papii ada apa?" Tanya Sean yang masih kebingungan, "Kenapa Kakak cantik dan Papii menangis?"

Off segera menurunkan Sean, "Sean, bisakah kau menutup mata dan telingamu sebentar?"

"Kenapa Pii?Apa Sean melakukan kesalahan?"

"Tidak sayang." Off menarik kedua tangan Sean untuk menutup kedua telinganya, "Tutup matamu, hanya sebentar." Sean menurut, ia menekan kedua tangannya, berusaha meredam suara disekitarnya.

Off menarik Gun untuk menjauh dari tempat Sean berdiri, "Gun,"

"Aku merindukanmu." Lirih Off

Gun menarik tangannya, "Jangan begini, bagaimana bisa kau mengatakan hal semacam itu di depan anakmu sendiri?"

"Gun, please. Apa kau tak merindukanku sama sekali? Gun kau kemana saja selama ini?"

"Setelah tujuh tahun, mengapa kau tiba-tiba muncul seperti ini? Kita seharusnya tak bertemu lagi Off."

Gun menghapus air matanya, "Berpura-puralah kita tak pernah bertemu, jalani hidupmu sama seperti tujuh tahun belakangan." Gun hendak pergi, namu lagi, lengannya tertahan.

"Maksudmu hidup dengan semua rasa sakit? Hidup dengan merindukanmu sampai rasanya mau mati? Iya Gun? Kau ingin aku hidup seperti itu?"

"Off kau seorang Ayah sekarang!"

"Iya aku memang mencintai Sean, tapi aku lebih mencintaimu!" Gun terkejut dengan apa yang Off katakan,

"How can you— pelankan suaramu!" Kata Gun penuh penekanan, takut jika Sean akan mendengar perkataan ayahnya yang tak masuk akal itu.

"Gun, aku masih mencintaimu, kembalilah padaku. Kau masih mencintaiku kan?"

Gun tak bergeming,

"Gun semuanya akan baik-baik saja sekarang, kali ini berbeda, kita.. Aku, kau dan Sean, kita bisa hidup bahagia bersama."

"Aku tak menyangka kau masih egois seperti ini, apa kau pikir anakmu menginginkan aku? Tidak, apa kau pikir aku masih menginginkanmu?"

"Gun. Kita saling mencintai, kenapa tak membuatnya lebih mudah, Gun aku mohon.."

SIN S2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang