Dipagi hari, ketika burung-burung berkicau dan sinar matahari masuk melalui sela-sela gorden, Emil masih tertidur dimana dada bidangnya Baron tuan rumahnya ia jadikan sebagai bantal yang empuk.
Untungnya hari itu adalah hari Minggu. Baron pun masih tertidur tanpa atasan dan hanya selimut yang menutupi perut mereka kebawah.
Emil segera bangun mengendap-endap dan memakai kembali bajunya membelakangi Baron, tapi tepat saat itu juga Baron duduk di kasur dan memeluk Emil dari belakang. Emil sontak terkejut dengan kelakuan tuan rumahnya itu yang tiba-tiba.
Situasi ini terasa intim dan penuh kejutan.
"P-pak Baron, maafkan saya jika saya telah mengganggu tidur bapak." kata Emil dengan suara berbisik
Baron menggeleng dengan suara lembut, "Tidak apa-apa, Emil. Aku senang kau sudah bangun. Bagaimana tidurmu semalam?"
Emil yang sedikit canggung merespon, "T-tidur saya baik pak, terima kasih. Tidak bisa lebih baik dari yang semalam. Saya hanya ingin menyibukkan diri sedikit sebelum kita memulai hari ini."
Baron sambil memeluk Emil lebih erat kembali merespon,
"Aku mengerti. Terkadang, aku juga suka bangun lebih awal untuk menikmati ketenangan pagi seperti ini bersamamu."
Emil pun merasa tersentuh dengan kata-kata tuan rumahnya yang begitu manis tersebut.
"Saya juga sangat menghargai momen-momen seperti ini, pak Baron."
Baron yang begitu agresif mencium lembut rambut Emil dari belakang.
Ia akhirnya duduk disebelah Emil menatap lekat pembantu tersayangnya tersebut dan memberi kecupan manis di bibirnya
"Ayo, mari kita bersiap-siap untuk hari ini. Kita punya banyak hal yang harus kita lakukan."
"Ya, mari kita lakukan pak Baron. Bersama-sama." Emil menjawab dengan senyumnya.
Kemudian, mereka berdua bangkit dari kasur, siap untuk memulai hari mereka.
Baron berjalan duluan linglung memegang kenop pintu, Emil menyadari saat melihat punggungnya Baron dari belakang. Tuan rumahnya itu memegang keningnya sambil menggelengkan kepalanya.
Baron terlihat bingung saat memegang kenop pintu, menunjukkan bahwa efek mabuknya belum sepenuhnya hilang. Emil, menyadari hal ini mengambil inisiatif untuk membantu tuan rumahnya tersebut menunjukkan perhatian dan kepekaannya.
Dengan lembut Emil menawarkan bantuan dan memberikan dukungan fisik dengan menaruh lengannya Baron di pundaknya.
"Pak Baron sepertinya masih sedikit mabuk akibat pengaruh mabuk tadi malam, sini biarkan saya membantu Anda untuk duduk."
Baron meskipun agak terkejut, merasa semakin terkesima melihat Emil yang begitu peka dan hanya mengangguk menurut.
Situasi diantara mereka ini menunjukkan kehangatan dan empati, Emil menunjukkan empati dan perhatian yang tulus terhadap keadaan Baron dengan menunjukkan kesiapsediaan serta kepekaan dirinya terhadap kondisi Baron dan siap membantunya.
Setelah mendudukan Baron di sofa, Emil langsung bertindak dengan memberikan segelas air dan bersiap untuk memasak sup.
Dua puluh menit kemudian Emil selesai memasak, keduanya bersantap bersama. Baron terkesima ketika menyesap kuahnya untuk pertama kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan Eksklusif [SELESAI]
RomanceEmil (22) merasa terpesona dengan setiap lekukan tubuh Baron (32), tuannya yang tampan dan berwibawa. Setiap suara dan gerakan Baron mempesonakan Emil, membuatnya tak bisa berhenti memikirkannya. Meskipun awalnya hanya sebagai pelayan, perasaan Emil...