Emil segera mengelap foto itu dan menaruhnya di meja. Ketika Emil hendak membuang sampah diluar pintu ia dikejutkan dengan seorang ojol yang muncul di ujung pintu gerbang.
"Permisi" katanya.
"I-iya ada apa ya mas?" tanya Emil.
"Saya ingin mengantar makanan", kata driver ojol tersebut.
Tapi Emil langsung mengelak dan bilang gada pesan makanan sama sekali.
Ini pesanan dari tuan Raven Baron Wijaya, kata ojol itu. Emil segera membawa bungkusan makanan tersebut dan membukanya diatas meja, betapa terkejutnya Emil mendapati bento yakni makan siang favorit Baron terpampang di depannya, lengkap dengan kertas bertuliskan 'Ini makan siangmu, Baron'.
Melihat hal itu Emil menjadi agak tersentuh, pernah ia hendak mengambil salah satu lauk di bento Baron ketika tuan rumahnya itu sedang mengambil minum tapi Baron langsung menyentil jari Emil. Kembali masa sekarang Emil berkata dalam hatinya.
Pak Baron yang bahkan tak pernah membiarkan aku untuk menyentuh bento ini tapi sekarang malah dibelikan?
P-padahal tadi malam kami bertengkar kok, dia baik sekali ya??
Emil segera menyendoknya sesuap dan menutup mulutnya takjub,
I-ini... Ini enak sekali!
Emil pun merasa bersyukur karena Baron memberinya kesempatan untuk mencicipi bekalnya yang enak.
"Terimakasih pak Baron", ungkap Emil.
Meskipun sebelumnya mereka bertengkar, tindakan Baron membuat Emil merasa dihargai. Setelahnya Emil tidur siang sampai sore, ia mandi kemudian menyeka rambut nya dengan handuk setelah itu ia bingung
Aku ngapain ya?
Disaat itu juga ada telepon masuk dari Ares dan Emil mengangkat nya, Ares mengajak Emil untuk datang kerumahnya karena tadi Owen baru saja mengantar banyak sekali makanan yang dimasak oleh mertuanya, merasa tak bisa habis kalau sendiri Ares pun mengajak Emil untuk makan malam dirumahnya. Emil dengan segera kesana memacu motornya dan sampai di depan rumah Ares yang telah terlebih dahulu di shareloc.
Emil sedikit mengagumi rumah Ares yang begitu tenang, syahdu dan berjarak dari rumah tetangga lainnya. Rumah Ares tidak bertingkat, hanya satu lantai namun luas memanjang ke belakang, terlihat ada mobil SUV birunya parkir di depan pintu masuk.
Baru saja Emil ingin mengetuk tapi Ares sudah membukanya seolah sudah menunggu Emil dari tadi, ia kemudian mengajak Emil untuk masuk.
"Masuklah" kata Ares.
Ares langsung mengajak Emil makan dimana ia sudah menyiapkan nasi secukupnya di piring, sup asparagus dan gulai ayam di mangkuk kecil yang berbeda. Ares juga ikut menyantap, namun dalam situasi ini, Ares menyadari bahwa Emil terlihat tidak semangat saat makan, dan setelah bertanya. Emil akhirnya jujur tentang perasaannya terhadap seseorang. Ares terkejut namun mencoba untuk tetap tenang, dan kemudian bertanya lebih lanjut untuk memahami situasi dengan lebih baik. Emil menceritakan secara panjang lebar tentang perasaannya dan kebingungannya dalam menangani situasi tersebut. Dia menggambarkan keinginannya untuk jujur kepada orang tersebut, namun juga takut akan kemungkinan ditolak. Ares mencoba mendengarkan dengan penuh perhatian, mencoba memberikan dukungan dan nasihat kepada Emil. Atmosfer percakapan menjadi lebih intim dan terbuka, mencerminkan kedekatan antara Emil dan Ares.
"Makanlah, Emil. Apa sup dan gulai nya tidak enak?" tanya Ares
"Eh? Ng-nggak kok mas Ares. Enak kok enak banget malahan." jawab Emil
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan Eksklusif [SELESAI]
RomanceEmil (22) merasa terpesona dengan setiap lekukan tubuh Baron (32), tuannya yang tampan dan berwibawa. Setiap suara dan gerakan Baron mempesonakan Emil, membuatnya tak bisa berhenti memikirkannya. Meskipun awalnya hanya sebagai pelayan, perasaan Emil...