E01 : Maid & Boss

4.1K 90 2
                                    

Emil 22 tahun, seorang pelayan muda yang berdedikasi, sedang sibuk membersihkan ruang tamu di rumah Raven Baron Wijaya, 32 tahun. Tuan rumahnya yang begitu menawan. Walau sudah berumur 30 an tapi parasnya bak anak pemuda berumur 25-26.

Suasana malam itu tenang, hanya diterangi oleh cahaya redup lampu-lampu. Tiba-tiba, Baron memasuki ruangan dengan langkah yang mantap, aura keanggunan dan kekuatan terpancar dari sosoknya.

"Emil, beri aku segelas air, tolong."

Emil, yang tersentuh oleh keperkasaan dan ketampanan Baron, dengan cepat menuruti permintaannya sambil mengangguk patuh.

"Tentu saja, Tuan Baron. Segera saya siapkan untukmu."

Tatapan mereka bertemu untuk sesaat, dan dalam momen itu, Emil merasa detak jantungnya berdebar lebih kencang. Dia merasa seperti terpesona oleh kehadiran Baron, dan ketika mereka saling berpandangan, ada kilatan keintiman yang tak terucapkan di antara keduanya.

"Emil, apakah ada yang mengganggumu?" tanya Baron

Emil, sedikit terkejut oleh pertanyaan itu, tetapi dengan cepat menggelengkan kepala sambil menyembunyikan kebingungannya.

"Oh, tidak, Tuan Baron. Saya hanya sedang memastikan bahwa semuanya dalam keadaan baik di sini." jawab Emil

Baron tersenyum kecil, melihat ke arah Emil dengan tatapan tajam yang membuatnya merasa seperti sedang dibaca pikirannya.

"Kamu selalu sangat peduli dengan detail, Emil. Itu salah satu hal yang saya hargai dari kamu."

Emil merasa hangat mendengar pujian itu dari Baron. Dia berusaha menjaga profesionalismenya, meskipun hatinya berdebar kencang di dalam dadanya.

"Terima kasih, Tuan Baron. Ini adalah tugas saya untuk memastikan kepuasan Tuan dalam segala hal."

Baron mengangguk menghargai, sementara mata mereka kembali bertemu dalam keheningan yang penuh dengan rasa penasaran dan ketertarikan yang saling bertukar di antara keduanya.

Baron, dengan ramah, meminta bantuan Emil untuk melepaskan simpul ikatan di jubahnya.

"Emil, bisakah kamu membantuku melepaskan simpul ikatan di jubahku ini? Aku mau mandi."

Emil, meskipun agak terkejut dengan permintaan tersebut, dengan cepat mengangguk patuh.

"Tentu saja, Tuan Baron. Saya akan membantumu."

Dengan cermat, Emil mendekati Baron dan dengan hati-hati membuka simpul ikatan jubah mandi putih yang dipakai Baron, menjaga keprofesionalismenya sepanjang waktu, meskipun di dalam hatinya ia merasakan kecanggungan dan kegugupan yang tidak biasa.

Emil, saat melihat tubuh atletis dan kekar Baron yang tersingkap jelas di depannya, tidak bisa menahan diri untuk tidak terkesima. Dia menelan ludah dengan canggung, dan Baron mendengarnya.

Baron, dengan senyuman halus, menyadari reaksi Emil dan mencoba untuk meredakan ketegangan.

"Maafkan aku, Emil. Aku harap aku tidak membuatmu merasa tidak nyaman."

Emil, sedikit tersipu namun berusaha menjaga sikap profesionalnya, berusaha menenangkan diri.

"Oh, tidak, Tuan Baron. Saya baik-baik saja. Apakah ada lagi yang bisa saya bantu?"

Majikan Eksklusif [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang