E02 : Asisten Pribadi

2.8K 74 4
                                    

Setelah keluar dari kamar mandi, Baron meminta Emil untuk ikut masuk ke kamarnya untuk membantunya mengeringkan rambut dengan hair dryer.

"Emil, bisakah kamu ikut masuk ke kamarku? Aku butuh bantuanmu untuk mengeringkan rambutku dengan hair dryer."

Emil, agak terkejut dengan permintaan tersebut, tetapi tetap menjaga sikap profesionalnya.

"Tentu, Tuan Baron. Saya akan segera membantumu."

Mereka berdua masuk ke dalam kamar Baron, di mana Emil siap untuk membantu dengan tugasnya.

"Terima kasih, Emil. Aku menghargai bantuanmu."

"Tidak ada masalah, Tuan Baron. Ini adalah tugas saya sebagai pelayan."

Dalam momen itu, ketika Emil sibuk mengeringkan rambut Baron, suasana terasa hangat dan akrab, meskipun perasaan Emil masih terombang-ambing antara keterpesonaan dan kewajibannya sebagai pelayan.

Sementara Baron duduk di sofa sambil meregangkan kakinya, Emil sibuk mengeringkan rambutnya. Baron terlihat menikmati momen tersebut, menutup mata dengan senang.

Emil, yang berdiri di dekat Baron, semakin merasa gugup dan salah tingkah melihat ekspresi tegas wajah Baron begitu dekat dengannya. Dalam hatinya, Emil berbicara dengan diam.

Dia begitu dekat... terlalu dekat. Bagaimana aku bisa tetap tenang di depannya? Aku harus menjaga sikap profesionalku.

Emil berusaha mengalihkan perhatiannya kembali ke tugasnya, tetapi sulit untuk mengabaikan pesona dan ketegasan Baron yang begitu mencolok.

Tiba-tiba, saat Emil menatapnya, Baron membuka matanya dan menangkap tatapan Emil dengan intensitas yang membuat Emil gelagapan. Baron mulai menggoda Emil dengan nada yang sangat intens, membuatnya semakin gugup.

"Menemukan sesuatu yang menarik, Emil? Kau terlihat seperti kucing yang terperangkap dalam lampu sorot."

Emil, yang merasa semakin terpesona oleh pesona Baron, hanya bisa menjawab dengan gugup.

"Maaf, Tuan Baron. Saya hanya fokus pada tugas saya."

Baron, masih dengan senyuman yang menggoda, menjawab dengan nada penuh pesona.

"Tidak perlu meminta maaf, Emil. Aku hanya menikmati momen ini bersamamu."

Emil, yang merasa semakin terjebak dalam pesona Baron, hanya bisa mengangguk singkat sambil berusaha menjaga kesopanannya.

"Saya akan segera menyelesaikan tugas ini, Tuan Baron."

Namun, dalam hatinya, Emil merasa sulit untuk menghapus bayangan Baron yang begitu memikat darinya.

Baron, dengan nada yang tenang dan menggoda, memutuskan untuk meredakan kegugupan Emil.

"Tidak perlu terburu-buru, Emil. Nikmati saja. Aku suka momen di mana tanganmu menyentuh rambutku."

Emil, yang masih merasa tergoda dan gugup, mencoba untuk tetap fokus pada tugasnya.

"Tentu, Tuan Baron. Saya akan mencoba untuk menikmati momen ini."

Majikan Eksklusif [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang