Emil merasa gelap dan penuh kebimbangan ketika ia berbaring di tempat tidur, mencoba untuk terlelap tapi pikirannya tetap gelisah. Pikirannya penuh dengan kegelisahan dan kebingungan di dalam lubuk hatinya yang terdalam. Emil merasakan dua perasaan yang bercampur aduk saat berbaring di samping Ares yang tertidur tanpa atasan. Meskipun tubuhnya letih dan pikirannya lelah, ia tidak bisa meredakan gelombang pikiran yang menghantamnya saat dia berada di dalam kamar Ares yang begitu sunyi.
Meskipun Ares yang begitu ramah dan baik terlelap begitu seksi di sebelahnya, Emil tidak bisa menemukan ketenangan. Bayangan Baron terus menghantuinya, mengacaukan pikirannya yang semakin gelisah. Bayangan Baron, tuan rumahnya yang menawan, semakin dalam, bahkan ketika Emil berada dalam pelukan Ares. Hatinya bergelora, tak mampu menghapus kenangan dan hasrat yang masih menyala-nyala.
Di dalam hatinya, kegelisahan Emil semakin memuncak saat ia menyadari bahwa seluruh bayangan Baron, tuan rumahnya yang menawan, tetap tak bisa memudar walau hanya sedikit. Meskipun Emil berusaha sekuat tenaga untuk melupakan Baron dan fokus pada hubungan seksualnya dengan Ares, tapi bayangan itu tetap menghantui setiap langkahnya.
Aku tidak bisa melakukannya
Bisik Emil dalam hatinya dengan keputusasaan.
Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak bisa melupakanmu, pak Baron.
Saat Ares menciumnya dan mereka terlibat dalam hubungan yang penuh gairah, Emil merasakan kebingungan yang mendalam. Bagaimana mungkin ia merasa ketakutan akan kehilangan Ares ketika yang ia lihat adalah wajah Baron, yang kehadirannya terus mengganggunya?
Emil terkejut dengan dirinya sendiri, dengan bagaimana keinginannya berubah ketika bersama Ares. Tidak peduli seberapa mesranya momen itu, pikirannya selalu melayang pada sosok Baron yang memikatnya.
Kenapa saya tetap tidak bisa melupakanmu, pak Baron?
Batin Emil mengutuk dirinya sendiri
Emil merasa bingung, terjebak dalam perasaannya yang bertentangan antara Ares dan Baron. Ia merindukan sentuhan dan kata-kata manis Baron, meskipun ia tahu bahwa perasaannya pada Ares juga kuat. Konflik batinnya semakin memuncak, membuatnya bingung dalam menentukan arah yang harus diambil.
Dengan hati yang berat, Emil bangkit dari tempat tidur, mengenakan kembali bajunya. Dia merasa tidak lagi bisa berada di sini, bersama Ares yang dia anggap sebagai lebih dari abang biasa tapi bayangan Baron yang tak pernah hilang dari pikirannya.
Maafkan aku, mas Ares
Bisik Emil dengan suara yang penuh penyesalan saat dia meninggalkan kamar itu tanpa sepatah kata.
Emil memutuskan untuk kembali ke rumah Baron, tempat di mana hatinya seakan-akan tenang. Meskipun hari masih subuh, Emil tiba di rumah Baron dan masuk ke kamar tuan rumahnya dengan langkah hati-hati, merasakan aroma pakaian Baron yang akrab di hidungnya.
Emil mencium bau pakaian Baron dengan penuh intensitas, memeluk mantelnya dengan erat.
Pak Baron, kenapa saya tidak bisa melupakanmu?
Gumam Emil sambil mencium bau mantel Baron dengan intens, merindukan kehangatan dan perlindungan yang selalu dia rasakan di dekat tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan Eksklusif [SELESAI]
RomanceEmil (22) merasa terpesona dengan setiap lekukan tubuh Baron (32), tuannya yang tampan dan berwibawa. Setiap suara dan gerakan Baron mempesonakan Emil, membuatnya tak bisa berhenti memikirkannya. Meskipun awalnya hanya sebagai pelayan, perasaan Emil...