01 - R23

2.6K 234 4
                                    

Na Jaemin memasuki Asrama dan melihat pintu bernomor R - 23, ia pun membuka pintu dan melihat keadaan Room yang masih sepi. Ada 4 kamar untuk 4 penghuni Asrama.
2 di Lantai bawah dan 2 di lantai atas, dengan 2 kamar mandi di Lantai Atas, dapur mini dan Ruang tengah yang cukup luas untuk bersantai.

Ia merebahkan diri di atas Sofa, ia melihat jam dinding dan masih menunjukka pukul 08 pagi.
Masih ada 2 jam lagi sebelum 3 orang lain yang akan datang menjadi Roommatenya.
Pria Na itupun memejamkan mata untuk sejenak istirahat.

...

"Astaga ini mimpi buruk namanya." ucap pria mungil saat dirinya berhadapan dengan pria yang lebih tinggi darinya.

Matanya menyiratkan ketidaksukaan dan rasa penyesalan dengan takdirnya.

Pria yang lebih tinggi membuka kacamata hitamnya dan menatap lebih sengit pria kecil yang mulutnya sangat tajam.
Menyebalkan sekali bertemu si mingil yang mulutnya setajam pisau dapur.

"Kau bisa pindah jika memang tidak suka bersamaku." ucap yang lebih tinggi, nada suaranya lebih dingin dan menakutkan.

"Setiap kali bertemu pasti ribut deh, heran." ucap pria lain yang kini membuka pintu dan menarik tangah yang lebih kecil.
"Renjun, berhentilah bersikap kekanakan oke." ucap Haechan dengan senyuman lebarnya berharap bisa mencairkan suasana.

Renjun tidak perduli lalu berjalan menuju satu kamar di lantai bawah.

Saat ia membuka pintu, ia kembali menutupnya.
Haechan yang akan naik tangga berhenti lalu bertanya.

"Kenapa?" tanya Haechan.
"Ada orang lain." ucap Renjun.
"Ah itu pasti orang baru yang akan tinggal bersama kita." ucap anak itu lalu menaiki tangga, ia memilih kamar di sebelah Jeno di Lantai Atas.

Lagipula Haechan adalah sahabat baik Jeno.
Mereka bertiga satu SMA sebelumnya, dan Haechan adalah saksi diantara hubungan Jeno dan Renjun yang benar-benar parah, mereka selalu bertengkar dimanapun dan kapanpun, mereka adalah musuh satu sama lain.

Na Jaemin yang mendengar pintu kamarnya ditutup pun berjalan setelah memakai kembali kaosnya.

Dan menemukan seorang yang menunggunya.

"Maafkan aku tidak tahu kalau kau sedang berganti baju." Renjun menunduk untuk meminta maaf.
Dan Jaemin hanya menatapnya diam.
Renjun pun tidak menunggu jawaban dan masuk ke kamarnya sendiri.

Jaemin menghela nafas kasar karena merasa Ren tidak sopan, oh ayolah mereka kan belum berkenalan.

Haechan dan Jeno keluar bersamaan karena akan menyapa orang lain yang akan tinggal bersama mereka.

"Na Jaemin." ucap Jaemin pada mereka.
"Lee Jeno." kini Jeno yang tidak berhenti menatap Jaemin, entah mengapa ia tidak suka dengan anak itu padahal baru pertama kali bertemu.
"Hai aku Donghyuck, tapi nama kerenku Haechan." ucap Haechan yang dengan sifat alaminya, mudah berbaur.

"Yang kecil tadi siapa namanya? Kami belum berkenalan." ucap Jaemin menunjuk kamar Renjun.

"Ohhh kalian belum berkenalan, dasar anak tidak sopan, namanya Huang Renjun, panggilannya Renjun atau Ren." ucap Haechan yang kini sedang memakan makanan yang baru dipanaskan Jaemin.
Jeno juga mengincipinya.

"Jangan panggil dia kecil, dia akan mengamuk padamu." ucap Jeno memberi peringatan.
Haechan hanya tersenyum mendengar ucapan Jeno.

Tapi benar, Ren itu tidak suka diejek kecil atau bahkan dipuji cantik.

Jaemin mengangguk mendengar ucapan Jeno.
"Sepertinya kalian bertiga sangat dekat." ucap Jaemin membuat Jeno tersedak karena ia merasa ucapan itu sangat tidak benar.

R - 23 / WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang