11 - Run from Past

882 108 31
                                    

"Kau yakin habis patah hati? Mengapa orang patah hati porsi makannya tetap banyak?" Tanya Renjun bingung.
"Yah karena aku lapar Junnie!, ayo kamu juga harus banyak makan." Ucap Hyuck menyodorkan lauk pada Renjun dan Renjun hanya menghela nafas heran pada nafsu makan Hyuck.

Renjun heran, apa kurangnya Ningning sampai seorang Donghyuck memutuskannya.

"Ningning Cantik loh Hyuck." Ucap Renjun yang juga mulai makan.
"Dia memang cantik." Jawab Hyuck tidak berbohong.
"Dia juga pintar, kaya, populer." Tambahan Renjun selama ia mengenal seorang Ningning.

"Dia sempurna." Jawab Donghyuck lalu menatap pada Renjun.
"Lalu kenapa kau memutuskannya?" Tanya Renjun yang tidak sadar bahwa Hyuck terfokus padanya.
"Dia tidak bisa memiliki hatiku seutuhnya." Ucap Hyuck membuat Renjun mendongak menatap Hyuck.

Dia tidak tahu bahwa seorang Donghyuck ternyata menjadikan Ningning hanya sebuah Pelarian.
"Kau menyukai orang lain selain dia rupanya." Ucap Renjun mengerti, ia kemudian menyuruh Hyuck sedikit maju, mereka makan di meja makan sambil berhadapan.

Hyuck memajukan kepalanya dan menatap Renjun.
Tangan Renjun kemudian mengelus kepala Hyuck.
"Aku tahu kau pasti sedih bukan atas perasaanmu yang tidak terbalas itu, yang kutidak tahu untuk siapa, tetapi jangan mengulanginya lagi." Ucap Renjun membuat Hyuck tersenyum, saat tangan Renjun ingin menjauh, Hyuck malah mengenggam tangannya.

"Aku suka diperlakukan seperti ini, hangat " ucap Hyuck membuat Renjun tertawa.
Ia pun melanjutkan mengelus kepala Hyuck sesekali akan mengacak rambut si Darkbrown.

Andai Renjun tahu, bahwa ia adalah pusat dari Dunia seorang Lee Donghyuck.
Andai Renjun tahu bahwa tiap kehadirannya adalah semesta bagi siapapun.

Mereka selalu menginginkan Huang Renjun, karena pria kecil itu adalah Semesta yang membuat siapapun ingin tinggal bersamanya.

Pemuda yang entah mengapa selalu membuat siapapun yang mengenalnya akan mengatakan bahwa Hidupnya sangat indah, padahal dia juga punya banyak Luka.

Keduanya melanjutkan makan sesekali mengobrol tentang hal random.

Tidak lagi membahas perihal Ningning atau masalah hati seorang Lee Donghyuck.

...

Jaemin sedang bermain Basket sendirian, pikirannya hanya perihal bagaimana sebenarnya hubungan antara Jeno - Renjun dan Donghyuck.
Merasa menjadi satu-satunya yang datang terlambat di kehidupan Renjun saja cukup membuatnya muak.
Ia merasa marah pada dirinya yang tidak lebih dulu datang di kehidupan Huang Renjun.

"Mau aku temani?" Tanya Yoo Jimin atau yang biasa dipanggil Karina, Jaemin menghentikan permainannya lalu menunggu Jimin mendekat.
"Kau bisa?" Tanya Jaemin.
Jimin mengangguk.
"Tentu." Ucapnya dan kemudian mereka pun mulai saling unjuk kemampuan.

Sebagai seorang yang hanya suka pada Basket cukup membuat Jaemin mengakui Jimin cukup berbakat.

"Kau cukup lumayan." Ucap Jaemin memberikan air mineral pada Jimin.

Keduanya duduk di pinggiran lapangan.

"Terimakasih." Ucap Jimin menerima pemberian Jaemin.
Keduanya juga menatap langit yang mulai menjingga.

"Kau suka senja?" Tanya Jimin.
"Tidak, kenapa? Apa kau menyukainya?" Tanya Jaemin.
"Benar, aku menyukainya karena seseorang sangat menyukai Senja." Ucap Jimin sambil tersenyum.

Ia selalu suka menatap lama senja di atas kepalanya.

"Dejavu." Ucap Jaemin mengingat bahwa itu mirip Jeno yang menyukai Hujan karena Renjun membencinya.
"Seperti Jeno?" Tanya Karina menebak.
Jaemin melirik gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R - 23 / WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang