08 - Huang Ren

925 115 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Huang Renjun hanya ingin menjalani hidup dengan amat sederhana, jauh dari atensi orang lain, bisa dibilang ia lebih suka hidup menjadi diri sendiri tanpa harus menjadi orang lain hanya untuk disukai. Meski beribu nasehat dari ayahnya, ibunya atau kakaknya bahwa ia harus seperti ini dan itu. Yah meski pada akhirnya ia mengabaikan perintah itu, dia masih mengambil nasehat mana yang sekiranya baik seperti beberapa aturan yang akhirnya menjadi doktrin, seperti membiasakan kata minta maaf, dan terimakasih. Atau etika dan saling menghormati orang lain. Menghargai siapapun.

Dan itulah yang dia lakukan pada Lee Jeno saat pertama kali Renjun mengenalnya. Tidak ada yang spesial dari sebuah perkenalan keduanya, tentunya Jeno duluan yang mengajaknya berkenalan pada satu siang.

Namun rupanya, Renjun tidak paham bagaimana cara menyikapi Jeno dan tingkahnya. Tidak ada yang membuat Renjun tertarik pada pria itu, tapi Lee Jeno terus menariknya masuk kedalam dunianya.

Tatap tajam dan dingin, satu hal yang bagi Renjun selalu menyebalkan. Iyah tatap seperti Jeno sangat membencinya, seperti Renjun adalah kesalahan yang ada dihadapan Jeno. Begitulah cara Lee Jeno memberikan kesan pada Renjun.

_"Berhentilah tertawa, tawamu menganggu, gigimu terlihat sangat jelek." Suatu kalimat yang pada akhirnya membuat Renjun tidak lagi banyak tertawa.

"Jangan sok baik, menawari sesuatu yang tidak kusuka." Kalimat Jeno yang membuat Renjun tidak lagi menawari apapun bentuknya, bahkan jika itu suatu contekan.

"Kenapa melihatmu saja membuatku merasa badmood." Suatu kalimat yang membuat sebisa mungkin Renjun tidak berada didekat Jeno.

"Apakah harus ada dia dalam kelompok kita?" Suatu kalimat yang membuat Renjun malas jika harus menjadi satu kelompok bersama Lee Jeno.

Sampai pada akhirnya Huang Renjun lelah pada pria itu hingga ia langsung bertanya apakah ia memiliki sebuah kesalahan yang tidak Renjun sadari? Karena Renjun bersedia meminta maaf jika memang dia menyakiti Jeno.

Sedangkan Jeno hanya membalas bahwa Renjun tidak tahu apapun kesalahannya, namun berani meminta maaf. 'Kau tidak mengingat salahmu tapi berani meminta maaf? Semudah itu meminta maaf? Tidak perlu meminta maaf jika nanti pasti akan mengulangnya lagi dan lagi.' Sebuah sindiran yang bahkan Renjun tahu itu hanya sebuah Omong Kosong.

Lee Jeno yang sebenarnya tidak pernah meminta maaf pada orang lain entah karena merasa tidak pernah bersalah atau hanya berpura-pura bahwa ia selalu benar.

Huang Renjun, seorang yang selalu menghormati orang lain, bahkan jika itu seorang Lee Jeno yang menyebalkan.

Jika saja bukan teman sekelas, sudah Renjun pastikan pria bernama Lee Jeno akan menjadi daftar Blacklist yang tidak akan pernah Renjun anggap ada._

...

"Apa dia sangat menyakitimu?" Tanya Jaemin sambil mengusap air mata Renjun.
"Na Jaemin, bagaimana jika kau disuruh terus memahami, memaklumi, atau menghargai seseorang yang justru dia terus membuatmu merasa tidak berharga hingga kau terus bertanya apa kesalahanmu hingga mendapatkan rasa sakit seperti itu?" Tanya Renjun sambil menertawai diri sendiri.

R - 23 / WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang