"Sayanggg." Panggil gadis berparas cantik.
"Hmm."
"Kenapaa? Aku ada salah?" Tanyanya lagi.
Yang ditanya hanya menggelengkan kepala.
"Tapi kamu dari tadi diemin aku. Kenapa?"
"Gapapa. Udah sana kamu lanjut latihan aja."
"Masih ada waktu sebentar. Aku mau sama kamu dulu." Ucap gadis jangkung tersebut seraya memeluk dari samping gadis yang lebih mungil darinya.
"Ci Shani, ayok mulai latihan lagi!" Teriak Jecci dari bawah memanggil si gadis jangkung yang masih setia memeluk erat kekasihnya dari samping.
"Tuh udah dipanggil, sana latihan." Ucap Gracia melepas pelukan dari tubuhya.
"Hemmm. Kiss me?"
"Nooo. Rame."
"Di pipi aja kok, pleaseeee." Shani menunjuk pipinya dengan tatapan memohon.
Cup!
"Dah, sana."
"Yeay makasihh, Ayang. Tunggu di sini ya, pulang bareng aku." Shani bangkit dari duduknya meninggalkan Gracia seorang diri di sofa lantai dua.
Setelah setlist aturan anti cinta sudah melakukan pertunjukan pertama. Terhitung tinggal menghitung hari lagi setlist kedua yaitu gadis-gadis remaja juga akan melakukan pertunjukan pertama di bulan ini.
Shani dan Gracia mendapatkan line up yang berbeda, sehingga mereka berdua jarang sekali mendapatkan waktu bersama akhir-akhir ini.
Sudah beberapa hari ini mereka jarang bertemu, atau bahkan mereka jarang berkomunikasi secara langsung. Karena jika Gracia latihan, Shani tidak. Ataupun sebaliknya.
Dengan perbedaan waktu dan jadwal kegiatan ini membuat Gracia merasa kesal dan bete menjadi satu. Dirinya rindu dengan kekasihnya, tapi Ia gengsi untuk mengungkapkan nya. Maka nya tadi Ia mendiamkan kekasihnya agar kekasihnya itu sadar.
Tapi, ternyata tidak.
Dan dipisahkan nya mereka di line up setlist ini, sedikit banyak membuat Gracia merasa sedih. Baru kali ini Ia dan kekasihnya dipisahkan, setelah 7 tahun selalu bersama.
Tapi, mau tidak mau Ia harus menerimanya. Ia tidak bisa egois meminta pada pihak manajemen untuk selalu menyatukan dirinya dan sang kekasih.
Satu jam telah berlalu, Shani kembali menemui kekasihnya yang berada di lantai dua.
Hari ini mereka latihan terakhir, sebelum esok mereka sudah mulai gladi, lebih tepatnya Shani. Karena Shani yang mendapat jadwal shonichi di hari pertama.
"Nginep ya?" Tanya Shani ketika mereka berdua mulai beranjak dari sofa.
"Tapi besok aku latihan kan dan kamu jadwal gladi bersihnya agak malem." Tolak Gracia. Mengingat jadwal dirinya dan sang kekasih berbeda, Ia tidak ingin merepotkan kekasihnya jika harus mengantarkan dirinya terlebih dahulu untuk latihan apabila Ia menginap.
"Gapapa, nanti aku antar."
"Ga enak ih. Nanti kamu nya cape harus nganterin aku dulu."
Shani tak menjawab. Ia membukakan pintu mobil untuk kekasihnya, kemudian dirinya berlari kecil mengitari mobil dan duduk di kursi penumpang. Ya hari ini, dirinya sengaja bawa mobil sendiri karena ingin menikmati waktu berdua dengan sang kekasih.
"Sayangg." Panggil Shani, mengarahkan tubuhnya menghadap sang kekasih, "Kalo aku nawarin, artinya aku sanggup. Aku ga ngerasa direpotin dan aku ga ngerasa cape jika itu berhubungan dengan kamu. Nginep ya?" Jelas Shani menggenggam jemari lentik milik kekasihnya.
