Part 8

1.2K 138 3
                                    

Naruto menghentikan laju mobilnya, mata birunya menatap rumah kecil milik Uchiha.

Beberapa menit lalu.

Naruto mengirim pesan singkat pada Sasuke, mengatakan dalam waktu 10 menit ia akan sampai dikediaman Uchiha.

Bagaimana dengan Sasuke?

Oh tentu Sasuke sangat panik saat mendapat pesan itu. Rumahnya berantakan, dan lagi ia berpakaian rumahan, celana pendek dengan kaos hitam tanpa lengan.

Sasuke sontak mencari pakaian untuk menutupi seluruh tubuhnya, mengambil jaket tebal dan celana training. Ingat! Jika Sasuke masih menyamar. Naruto tidak boleh mengetahuinya, keluarga nya bisa dalam bahaya.

Dan benar saja, tidak sampai 10 menit suara ketukan pintu menyapa pendengaran Sasuke.

Buru-buru Sasuke berlari menuju pintu masuk rumahnya, membuka pintu itu dan ia langsung berhadapan dengan pemuda tinggi dengan kulit Tan, pemuda mata biru yang menatapnya dengan tegas.

"Boleh aku masuk?" Ucap Naruto.

Sasuke tanpa banyak bicara mempersilahkan Naruto untuk masuk, mempersilahkan pemuda tampan itu untuk duduk.

"Dimana yang lain?" Tanya Naruto yang tentu tidak mendapat jawaban apapun dari lawan bicara nya. "Apa mereka semua pergi bekerja?" Tanyanya lagi yang kali ini dijawab anggukan kepala dari Sasuke.

Untuk beberapa saat mereka terdiam, hanya detik jam yang bergema di ruangan itu, Sasuke yang enggan mengeluarkan suara, sedangkan Naruto yang kini sibuk menatap pemuda dihadapannya.

"Sampai kapan kau akan berbohong?" Ucap Naruto memecah dinding keheningan itu.

Sasuke mengernyit tak mengerti akan maksud ucapan Naruto, kemana arah pembicaraan ini pergi?

Merasa tak mendapat jawaban, Naruto mengeluarkan dompet milik Sasuke dari saku jas nya.

Sasuke membelalakkan matanya. Mengapa dompetnya ada pada Naruto? Bagaimana bisa?

"Kau meninggalkannya di dalam mobilku kemarin." Jelas Naruto seakan bisa membaca pikiran Sasuke.

Oh... Tuhan! Mengapa Sasuke begitu ceroboh hingga meninggalkan dompetnya didalam mobil Naruto? Sekarang apa yang harus Sasuke lakukan?

Sasuke yakin, Naruto tidak akan memaafkannya, dan mungkin setelah ini keluarganya akan dalam masalah besar.

Untuk beberapa saat Sasuke terdiam, ia tak tau harus mengatakan apa, seakan semua kata yang ada diotaknya hilang begitu saja. Dan lagi, tatapan intimidasi dari lawan bicaranya membuat Sasuke tak dapat melakukan apapun selain diam.

"Dimana Sasuko?" Tanya Naruto dengan suara yang begitu mengintimidasi, suara yang mampu membuat Sasuke diam tak berkutik, Sasuke hanya bisa menunduk dengan memainkan jari-jemari, ia terlalu takut.

"Ah~ atau mungkin selama ini kau Sasuko yang Publik kenal?" Ucap Naruto lagi.

Sasuke mengangkat kepalanya, mana mungkin Sasuke melakukan hal bodoh itu? Bahkan jika bisa ia tak ingin berpura-pura jadi Sasuko. Ini sangat melelahkan, bertingkah layaknya orang lain, Sasuke tidak bisa menjadi diri sendiri dan terlebih ia harus berpenampilan layaknya wanita. Hanya di depan Naruto saja Sasuke sudah muak, bagaimana jika ia harus berpura-pura didepan publik? Didepan orang banyak? Oh...! Sasuke lebih baik mati.

"Jika bukan karna perjodohan konyol ini aku tidak akan mau berpura-pura menjadi Sasuko!" Balas Sasuke.

"Kau bisa menolaknya--"

"Jika aku menolaknya keluargaku akan dalam masalah." Potong Sasuke.

"Tou-chan sudah berusaha membatalkan perjodohan ini, tapi keluargamu terus memaksa, mereka tak mau mendengar penjelasan Tou-chan. Kau kira aku mau berpura-pura menjadi Sasuko? Sungguh! Aku sangat muak berpenampilan layaknya wanita! Aku muak dengan semua ini!"  Lanjut Sasuke meluapkan semua yang ada dalam benaknya.

Baby Doll🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang