Suara deringan hp mengusik tidur Naruto, dengan mata yang masih terpejam ia berusaha mencari keberadaan hpnya sampai tangannya menemukan benda pipih itu.
Naruto tak melihat nama yang tertera disana, ia langsung mengangkatnya begitu saja.
“Hallo?” Jawab Naruto dengan suara yang serak.
“Naru? Kau dimana? Ini sudah lebih dari satu jam kami menunggu mu.”
Sontak Naruto membuka matanya dan menjauhkan hp nya dari telinga, melihat nama Mama pada layar hpnya.
Sial!
Naruto sempat melirik Sasuke yang masih terlelap dalam pelukannya, Sasuke tampak begitu lelah, ia sedikit tersenyum menyadari apa yang baru saja terjadi.
“Maaf, aku tak sempat memberi tau kalian bahwa Sasu sedang kurang sehat, ia sedang beristirahat sekarang.”
Naruto tak sepenuhnya berbohong, ia ingat bagaimana Sasuke memohon untuk segera mengakhiri adegan panas mereka, Namun Naruto belum sampai klimaks tentu saja Naruto tetap melanjutkan nya tanpa peduli rengekan Sasuke.
Dan lagipula Naruto yakin jika Sasuke menikmatinya juga, suara desahan serta erangan selalu keluar dengan indah, memenuhi seluruh kamar mereka, membuat Naruto semakin gila karena suara erotis itu.
“Benarkah? Apa kami perlu panggilkan dokter?”
“Tidak perlu, aku bisa menanganinya, Mama. Aku akan menjaga calon menantu kalian dengan baik.” Sahut Naruto dengan senyum lembut.
Setelahnya Naruto mematikan sambungan telepon itu, mata birunya menatap sang tunangan begitu lembut, ia memberi beberapa kecupan ringan di dahi dan di kedua pipi Sasuke. Kecupan ringan yang berhasil mengusik tidur Sasuke.
“Jam berapa sekarang?” Tanya Sasuke dengan suara seraknya.
Naruto melirik jam yang menunjukan pukul 22.35. mereka melewatkan makan malam karena terlalu lelah.
“Setengah sebelas malam, apa kau lapar?” Tanya Naruto.
Sasuke membuka matanya dan menatap mata sapphire itu. Terlihat jelas wajah Sasuke yang begitu lelah. Jujur saja, Sasuke masih ingin beristirahat namun cacing di perutnya meronta meminta asupan makanan. Ia sungguh amat sangat lapar.
Sasuke menganggukkan kepala sebagai jawaban, dan sungguh hal itu tampak sangat menggemaskan di mata sapphire Naruto, jika saja Naruto tidak mempertahankan kesadaran, mungkin saat ini mereka sudah melakukan ronde berikutnya.
“Kau ingin makan apa? Ramen?” Tanya Naruto.
“Siang tadi aku baru saja makan Ramen, Naru.” Protes Sasuke.
Untuk beberapa saat Sasuke terdiam, memikirkan makan malam apa yang ingin ia makan?
Ini mungkin sudah terlalu larut untuk memesan makanan, yah... Meski ada beberapa restoran yang melayani 24 jam.
“Aku akan buat makan malam untuk kita.” Putus Sasuke berusaha beranjak dari ranjang.
Sasuke bisa rasakan sakit yang amat sangat di bawah sana, bahkan untuk berdiri saja Sasuke rasa ia tak mampu, ia tak dapat merasa kakinya, kakinya terlalu lemah untuk menahan tubuhnya agar tetap berdiri.
Naruto yang mengerti sontak mengangkat tubuh Sasuke dengan begitu mudah, seakan Sasuke kapas yang begitu ringan.
Naruto menggendong Sasuke sampai dapur, ia berniat untuk membantu Sasuke membuat makan malam, namun Sasuke menolak, mengatakan jika ia bisa melakukan nya sendiri.
Tapi nyatanya? Sasuke saja bahkan tidak bisa berdiri, bagaimana ia bisa membuat makan malam?
“Katakan, kau ingin membuat apa?” Tanya Naruto masih dengan Sasuke dalam gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Doll🔚
RomanceSiapa yang sangka kematian Sasuko menjadi bencana tersendiri bagi Sasuke? Karna perjodohan konyol itu, Sasuke dipaksa untuk berpura-pura menjadi Sasuko, ia tak bisa menolak karena ia tau jika ia menolak keluarganya tidak akan selamat. Ia tau betul b...