Part 15

1K 92 0
                                    

Sasuke menghela nafas lega, mata onyx itu menatap bento yang baru saja ia buat.

“Selesai.” Bisik Sasuke dengan senyumnya.

Sasuke kini mengalihkan pandang pada jam yang kini menunjukan pukul 11.00. Segera ia berlari kecil untuk membersihkan tubuhnya, mengganti pakaian sebelum ia menatap pantulan dirinya, ia terlihat begitu tampan.

Sasuke sedikit menata rambutnya, membuat wajah manisnya terlihat dengan jelas. Ia tersenyum lebar sebelum ia beranjak dari hadapan cermin besar itu.

Sasuke mengambil kotak yang ada diatas meja sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan apartemen.

...

Taksi yang membawa Sasuke kini berhenti melaju tepat disebuah gedung yang menjulang tinggi. Inikah kantor milik Uzumaki?

Sasuke keluar dari taksi itu dan berjalan masuk menuju bangunan mewah itu.

Mata onyx nya menatap kagum, betapa indahnya dekor interior gedung ini, apakah design interior nya mahal? Sasuke yakin design interior ini lebih mahal dari jantungnya.

Sasuke melangkah lebih dalam lagi, ia bertanya pada resepsionis yang ada disana. Ia hanya ingin segera mengantar bento yang Naruto pesan.

“Apa Naruto ada?” Tanya Sasuke.

Wanita yang bekerja disana sempat menatap Sasuke, seakan ia tengah menilai penampilan Sasuke.

“Naruto-San sedang sibuk.” Sahut wanita itu yang tentu saja membuat Sasuke kesal.

“Kalau begitu... Bisa antar aku keruangan Naruto? Aku harus bertemu dengannya.” Jawab Sasuke.

“Maaf Tuan, kami tidak bisa membiarkan orang asing masuk ke ruang kerja Naruto-San.”

Orang asing?

Oh sungguh! Apa Sasuke hanya orang asing bagi Naruto? Atau Naruto tidak pernah memberi tau karyawan nya bahwa Sasuke adalah tunangan nya?

Tapi tunggu! Sasuke yang menginginkan pertunangan ini dirahasiakan. Jadi ini bukan sepenuhnya salah Naruto, bukan?

Sasuke menghela nafas dalam sebelum ia akhirnya menghubungi Naruto.

Dan bersyukurnya, Naruto mengangkat telepon Sasuke dengan cepat.

“Aku berada di depan resepsionis, dan karyawan mu tidak membiarkan ku masuk.” Ucap Sasuke setelah Naruto mengangkat telepon nya.

“Aku akan segera kesana.”

Setelahnya sambungan telepon itu terputus, dan Sasuke berjalan kesalah satu kursi yang tersedia disana, menunggu Naruto datang menghampiri nya.

Tak terlalu lama, pemuda pirang itu datang dengan senyum tampannya. Oh! Apa Naruto memang setampan itu? Mengapa Sasuke baru menyadarinya jika Naruto sangatlah tampan? Bahkan hanya melihat Naruto tersenyum saja jantung Sasuke berdebar tida karuan, membuat ia merasakan ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutnya.

“...Suke? Suke?” Sasuke tersadar dari lamunannya.

Ia mengedipkan mata beberapa kali yang entah mengapa tampak begitu menggemaskan Dimata sapphire Naruto, terlebih wajah polos itu. Sungguh! Jika saja mereka sedang berada diruang tertutup tanpa ada orang lain disekitar mereka, sudah Naruto pastikan Sasuke akan mendesah kan namanya selama satu jam atau mungkin lebih.

“Ayo kita keruangan ku.” Ucap Naruto dengan meraih tangan Sasuke, membawa pemuda Uchiha yang masih bingung itu untuk ikut bersamanya.

Naruto menekan tombol lift yang membuat pintu itu terbuka. Mereka melangkah masuk dengan tangan yang saling bertautan. Beberapa karyawan melihat hal itu, dan Naruto sama sekali tidak mempedulikan nya.

Baby Doll🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang