𝟭. 𝗨𝗹𝗮𝗵 𝗞𝗵𝗮𝗶𝗿𝘂𝗹

602 105 22
                                    

𝐅𝐀𝐓𝐈𝐇

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Spending time studying is a way to guide the future to become someone who is not in vain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Spending time studying is a way to guide the future to become someone who is not in vain."
.






























"Rena puasa nanti, selesai tarawih siomay mang Taslim yuk?"

Adzkia Renadin Putri, atau yang biasa di panggil Rena itu melirik gadis bertubuh tinggi di sampingnya dengan tatapan setengah malas, bagaimana ya cara menjawab gadis yang hobi jajan setiap hari seperti Nilam? Masalahnya Rena sudah punya rencana untuk kumpulkan uang sampai bisa membeli ponsel baru yang ia mau sejak beberapa bulan lalu.

Tapi ini?

Nilam mungkin sekarang bilangnya siomay, catat oke? Siomay. Tapi Rena berani mengiris kupingnya sendiri jika dari siomay itu akan berujung ke batagor, gorengan, kebab dan masih banyak lagi yang sudah dapat Rena prediksi akan terjadi.

"Puasa masih satu minggu lagi Nilam, jajan mulu mikirnya. Solat harusnya dua puluh tiga rakaat aja kamu cuma sampai delapan rakaat, langsung lari beli jajan." Sahutnya enteng lantas memasukkan buku catatan kecil yang sudah selesai ia baca.

Nilam mencebik sebal, kenapa Rena jujur sekali sih? Ya, meskipun begitu buktinya Rena tetap ikut-ikut saja kalau ia membeli jajan setelah solat tarawih.

Perjalanan pulang terasa lama mengingat bahwa mereka tidak menggunakan kendaraan dan memilih jalan kaki setelah mengunjungi toko buku yang Nilam cari. Ia berpikir sejenak saat menatap punggung milik Nilam yang ada di depannya, seperti ada yang kurang. Tapi apa ya? Setengah perjalanan Rena masih memandangi kedua kakinya yang terbalut sepatu sneakers putih.

Toko buku.

Perjalanan pulang.

Dan.., apa?

Lantas kedua tungkainya berhenti begitu sadar apa yang mengganggu pikirannya saat ini.

"Nilam, Seline kemana?"

Rena baru sadar seharusnya saat ini mereka bertiga, namun sejak keluar dari toko buku yang mereka pijaki sebelumnya Rena terlalu asik menanggapi Nilam sehingga melupakan Seline yang kemungkinan besar masih berada di jejeran buku komik yang membuat gadis itu lupa diri.

Tapi, sungguh bagaimana jika Seline tidak benar-benar ada di jejeran buku komik?

Bagaimana jika gadis pelupa itu pergi entah kemana dan lupa jalan ?

Secepat kilat mereka berdua lantas berbalik badan, saling memandang satu sama lain dengan sengit. Rena mulai mengangkat roknya sedikit untuk mempermudah langkahnya, Tapi ketika melihat Nilam sudah lari secepat kilat kedua manik mata Rena melebar tak percaya. Mau tak mau kaki mungilnya juga ikut berlari sembari memegangi roknya yang ikut berkibar akibat terpaan angin dan gerakan lari Rena yang seperti orang kesetanan.

𝐅𝐀𝐓𝐈𝐇 | 𝚟𝚛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang