𝐅𝐀𝐓𝐈𝐇
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Finding a man who has wealth is important, but it is more important to find a man who can lead himself to be a better person."
.
"Kenapa hari ini masaknya lebih banyak Ma?"
Khairul tampak bingung seraya memperhatikan susunan makanan yang sudah berjejer apik diatas meja makan milik keluarganya, kepalanya melengok kekanan dan juga kiri dengan kening yang setengah mengerut. Tidak ada Rena, kemana anak itu? Biasanya gadis mungil itu sudah sibuk mengurus semua keperluan makan saat menjelang buka puasa, tapi bahkan kali ini batang hidungnya tidak terlihat sama sekali. Apa dia ada acara buka puasa dengan yang lain? Tapi tidak mungkin jika tanpa berpamitan.
"Rul, bawa ke meja makan ini." Berbalik badan lalu menghampiri Mama yang tengah mematikan kompor seraya melepas apron bermotif bunga yang ia kenakan.
Mengangkat sup yang sudah tersaji seraya menaruhnya kembali keatas meja makan, Khairul menepuk kedua tangannya lalu menarik kursi kosong untuk ia duduki.
"Rena kemana Ma?" Khairul bertanya pada Mama yang kini ikut duduk di meja makan.
Hera membulatkan kedua matanya mendengar pertanyaan Khairul sebelum akhirnya menepuk keningnya. "Loh, benar.. Rena kemana, harusnya dia sudah pulang sejak tadi. Padahal Mama hanya suruh dia beli es buah di dekat kompleknya temanmu." Tentu saja mendengar itu Khairul menatap bingung.
Sejauh yang ia tahu, komplek temannya yang di bicarakan Mama hanya satu yang paling dekat daripada yang lain. Dan jaraknya itu lumayan jauh jika tidak mengendarai motor. ia beranjak bangkit dari kursi yang tengah di duduki, memeriksa pelataran rumahnya dan benar saja. Motor matic yang biasa ia gunakan sudah hilang dari tempat semestinya, Khairul menduga Rena pasti menggunakan motor itu. Seharusnya jika ingin pergi lebih baik menggunakan motor yang ada di dalam garasi meskipun jarang di gunakan karena masih baru.
Kaki panjangnya kembali kearah Mama yang tengah memandanginya tanpa berkedip lantaran bingung melihat reaksi wajah yang terlihat cukup gelisah. "Mama tahu enggak, motor matic biru yang Rena pakai mesin dalamnya ada yang rusak?"
Hera hanya mampu menggeleng karena memang dia tidak tahu apapun mengenai motor itu, jadi yang bisa Khairul lakukan adalah menghela napas seraya mengeluarkan ponselnya untuk menelepon sang adik yang kini mungkin tengah mendorong motor sembari mengumpati keadaannya.
Menatap fokus layar ponselnya saat deringan ponsel tersambung. Hingga dalam hitungan lima detik panggilan teleponnya diangkat.
"Assalamualaikum adek, kamu dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐓𝐈𝐇 | 𝚟𝚛
Hayran Kurgu[ Vrene Lokal ] Fatih adalah wujud kesempurnaan yang di hadirkan Allah untuk melengkapi hidup seorang Adzkia Renadin Putri. Start : 01-03/22