𝟱. 𝗞𝗲𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁𝗮𝗻 𝗥𝗲𝗻𝗮

443 92 45
                                    

𝐅𝐀𝐓𝐈𝐇

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"why should you?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"why should you?"

.








Mas Fatih

Assalamualaikum dek Rena?
hari ini saya datang ke rumahmu.
06.12





Pesan itu datang saat pagi-pagi sekali, bahkan Rena baru saja berniat tidur kembali sebelum pesan itu mengisi layar ponselnya. Tidak ada hal yang bisa ia kirimkan untuk pria yang mungkin memang tak menunggu balasan pesan darinya──meskipun tadi ia menjawab salam pesan itu dalam hati. Fatih memberi pesan penting selalu untuk memberi kabar tanpa harus mendapatkan balasan. Setidaknya itu yang Rena pelajari dari sosok Fatih belakangan ini.

Pria yang jarang membuang waktunya untuk hal sia-sia. Terlihat begitu jelas tanpa perlu main tebak-tebakan.

Jadi beginilah Rena, sejak pukul delapan sudah rapih dengan baju rajut putih dan rok berwarna hitam andalannya. Sejujurnya ia merasa sedikit malu, semenjak di tuntut akan menikah ia berusaha menghilangkan kebiasaan malasnya meskipun rasanya sulit bukan main. Seperti sekarang contohnya, biasanya Rena akan mandi pukul sepuluh pagi lalu dia baru membantu Mama menyelesaikan masakannya di dapur. Tapi kali ini pukul tujuh lewat tiga puluh dia sudah lebih dulu rapih lalu mengerjakan pekerjaan rumah seperti; menyapu perkarangan rumah, membersihkan jendela, berangkat ke pasar membeli kebutuhan makan.

Dia dulu rajin tapi tidak serajin ini.

Jika dipikir-pikir hari pernikahannya dengan Fatih cepat atau lambat akan segera di tentukan, sebab setelah hari raya idul fitri usai mereka akan kembali datang untuk menentukan tanggal yang cocok untuk mereka melangsungkan pernikahan, tepatnya hari ini. Mau bagaimanapun, meskipun sudah tahu akan berakhir menikah tidak bisa di bohongi kalau Rena mulai merasakan ragu dan ketakutan yang kerap kali muncul menghalangi jalannya.

Dirinya belum benar-benar mengenal sosok seperti apa Fatih yang mampu Rena ketahui jelasnya.Seandainya ia berani dia ingin sedikit berbasa-basi untuk melihat jelas karakter seperti apa yang di miliki oleh calon suaminya kelak, dia jadi mengingat kejadian pertengahan bulan Ramadan kemarin dan jika melihat dari sana Rena menyadari sedikitnya bahwa Fatih memang orang yang baik.

Tapi kebaikan itu tidak mematuk kemungkinan akan mampu membahagiakannya dan menerima semua kekurangannya yang banyaknya seperti tasjid dalam satu lembar ayat Al - Qur'an. Ya, Rena memang banyak sekali kurangnya dia saja mengakui perihal itu berdasarkan fakta. Rasanya dia ingin menjerit keras setiap kali memikirkan banyaknya konsekuensi yang akan datang suatu saat nanti.

𝐅𝐀𝐓𝐈𝐇 | 𝚟𝚛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang