Chapter 07

455 52 5
                                    

Kepulangan Renjun disambut pekikan bahagia Ten, Ten bahkan langsung memeluknya erat ketika melihat Renjun dihadapannya yang dibalas dengan sikap canggung Renjun. Ten yang melihat tanggapan Renjun hanya dapat melepaskan pelukannya dengan pelan sembari tersenyum paksa.

Haechan yang mengerti keadaan langsung bergelayut manja dilengan Ten "Umma Chanie lapar? " ujarnya manja.

"Ah.... Umma sudah siapkan makan, ayo kalian semua taruh barang kalian, ganti baju lalu turun makan ya" ujar Ten dengan suasana hati lebih baik.

Sepanjang acara makan hanya diisi dengan obrolan ringan, selain Renjun yang masih agak diam. Ten melirik Renjun dengan pandangan sendu.

"Itu kesalahanmu sendiri yang membuat putrimu bahkan menjauh darimu" batin Ten sedih.

Jika makan siang yang hampir sore mereka dalam suasana canggung, makan malam mereka justru bahkan lebih suram. Baik Haechan maupun Donghyuck keduanya sama sekali tidak berani bersuara. Semua orang juga tahu jika sifat Johnny dan Renjun itu sebelas duabelas artinya sifat mereka sangat mirip.

Johnny secara pribadi senang putri sulungnya pulang, namun ia juga bingung bagaimana menghadapinya. Lagipula kejadian masa lalu masih membuatnya merasa bersalah namun mulutnya begitu susah terbuka untuk mengatakan maaf.

Sedangkan Renjun jelas ia tahu ia tidak bersalah jadi jangan harap ia akan meminta maaf pada ayahnya lebih dulu, bukan bermaksud kurang ajar namun ia hanya ingin ayahnya menghargainya.

Sedangkan Ten merasa sangat berat dihatinya, ia berpikir banyak hal untuk mencairkan suasana namun tidak ada satu ide pun yang ada diotaknya saat ini.

Haechan lama - lama jengah jika seperti ini bukannya apa hanya jika suasana makan seperti ini ia jadi sulit menelan makanan lezat yang dimasak ummanya.

"Injunie Unni bagaimana masakan umma enakan, aku membantu umma memasaknya tadi" ujar Haechan mencoba melakukan sesuatu.

Renjun menatap sebentar masakan yang ada dipiringnya sebelum menjawab "Kalau begitu kami semua harus siaga satu malam ini, entah berapa hari kami harus dirawat dirumah sakit karena masakanmu" sahut Renjun jahil.

"Yak... Apa maksud unni" pekik Haechan tidak terima.

"Apa Haechan tidak bisa memasak unni, memang separah apa masakannya" tanya Donghyuck.

"Biar kuingat sebentar, aku pernah keracunan masakan yang dimasaknya hingga dalam sebulan berat badanku turun hampir delapan kilo, lalu aku juga pernah diare selama tiga hari tanpa henti karena ia memasak daging yang tidak matang, yang terbaru aku dirawat seminggu karena kue yang dibuatnya" jawab Renjun seraya menyeringai menatap Haechan.

"Itu parah sekali" sahut Ten prihatin.

"Appa harus pikir dengan matang ketika menikahkanmu nanti, bisa - bisa kau jadi janda sehari setelah menikah" sahut Johnny serius, namun siapa pun tahu ia hanya menggoda Haechan.

Donghyuck menatap Renjun dengan miris sebelum berbicara "Aku turut prihatin dengan nasibmu unni, mulai sekarang jangan sampai ia masuk kedalam dapur" ujar Donghyuck.

Haechan memang berniat mencairkan suasana, namun ia tidak tahu jika ini malah menjadi boomerang untuknya. Sepanjang makan malam semuanya menggoda ia yang tidak dapat memasak apapun, belum lagi hasil potongan wortel dan kentang yang ada dalam sup yang dimasak Ten yang memang merupakan hasil karya seni Haechan menjadi bahan tambahan olokan Renjun padanya. Haechan hanya diam sembari menahan rasa dongkol dihatinya.

Kamar Renjun belum sempat dirapikan hingga ia malam ini tidur dikamar Haechan, Donghyuck tadinya ingin mengajak Renjun kekamarnya namun ia tahu mereka berdua pasti akan merasa tidak nyaman.

(GS) M3 4nd ¥ou (MarkHyuck - 2Chan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang