Hari ini mood Haechan cukup buruk, ia harus menghabiskan harinya di sekolah sendiri, ini karena Donghyuck tengah mengikuti olimpiade di Busan selama tiga hari dan lebih buruknya lagi ia pergi dengan Jung Mark, Holy Shit.
"Ini sudah istirahat dan yang lain sudah pergi kekantin kau tidak ingin ikut pergi Haechan-ah" tanya Jaemin sembari mengeluarkan bekal makan siangnya yang dijawab gelengan oleh Haechan.
"Kamu tidak makan"
"Aku tidak lapar! " jawab Haechan cepat.
"Sepertinya kamu sakit, wajahmu agak pucat" ujar Jaemin kembali cemas.
"aku baik - baik saja hanya kurang tidur" jawab Haechan berusaha menenangkan Jaemin.
Jaemin menutup kembali bekal makan siangnya, dan berjalan menghampiri Haechan "Aku antar ke UKS saja ya"
"Tidak, tidak, tidak perlu Jaemin-ah aku baik - baik saja hanya perlu udara segar" jawab Haechan.
"Kalau begitu aku akan menemanimu"
"Tidak perlu Jaemin-ah, kamu disini saja" kata Haechan pada Jaemin, sementara pandangannya tertuju pada Jeno. "Lagipula, sepertinya dari tadi ketua kelas selalu melirik kearahmu. Jaemin-ah mungkin lebih baik aku meninggalkan kalian berdua" goda Haechan tersenyum jail, yang sukses membuat wajah datar Jaemin merona merah.
Jeno yang melihat Haechan berdiri dan hendak meninggalkan kelas, memberikan isyarat tanda terima kasih yang tak terucap. "Jangan melakukan macam - macam ketua kelas" goda Haechan kearah Jeno yang hanya dibalas senyuman.
Haechan berjalan dilorong menuju ruang musik, perutnya saat ini berbunyi tanda lapar. "Aish, tadi aku tidak merasa lapar tapi sekarang" ujarnya jengkel. "Harusnya tadi aku membawa serta bekal makan siangku" gumamnya. "Kalau aku kembali kekelas nantinya akan mengganggu mereka berdua, ah menyebalkan"
"Aku baru tahu jika kau ini suka berbicara sendiri Chani-ah" bisik Sungchan ditelinga kanan Haechan, lama - lama ia biasa dengan kemunculan Sungchan yang tiba - tiba macam mahluk halus.
Haechan sama sekali tidak menanggapinya ia berusaha berjalan makin cepat untuk menjauh. Sungchan meraih pergelangan tangan Haechan dan berkata tajam "Jangan mengacuhkanku"
"Lepaskan tanganku, aku sedang tidak mood untuk bertengkar denganmu" jawab Haechan datar.
Otot rahang Sungchan berkedut saat mendengar jawaban Haechan "Siapa yang mau bertengkar dengannya" pikir Sungchan. Dia baru saja mau mengatakan sesuatu sebelum telinganya menangkap bunyi perut Haechan yang minta diisi.
Haechan secara otomatis memegang perutnya dan mengutuk dalam hati "Dua kali, ini kedua kalinya kau tidak tahu malu berbunyi didepan namja setan ini" makinya dalam hati pada perutnya sendiri. "Mengapa harus bunyi dihadapannya lagi sih, ah hilang sudah harga diriku" Haechan melirik kearah Sungchan yang saat ini hanya menatapnya datar.
Padahal jauh dilubuk hati Sungchan saat ini ia tengah tertawa dengan keras. Ekspresi wajahnya sangat menggemaskan, pikir Sungchan. Kalau saja lorong ini sepi, Sungchan pasti sudah melumat habis bibir merah Haechan yang saat ini tengah digigit kecil olehnya, sedangkan matanya menatap sebal kearah Sungchan. Untung saja Sungchan cukup pandai menyembunyikan perasaannya. +
"Apa" tanya Haechan ketus.
"Jadi kamu lapar" kata Sungchan.
"Tidak, aku tidak lapar" sangkal Haechan cepat.
"Tapi sepertinya perutmu berkata lain" goda Sungchan saat telinganya lagi - lagi mendengar bunyi keras yang berasal dari perut Haechan.
Haechan berdecak "Kenapa harus bunyi lagi" batinnya sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
(GS) M3 4nd ¥ou (MarkHyuck - 2Chan)
FanfictionDonghyuck dan Haechan adalah dua anak yang terlahir kembar. Donghyuck sejak kecil telah menunjukan jika ia adalah anak yang pandai. Karena itu perlakuan kedua orang tua mereka berbeda. mau tau bagaimana kisah mereka berikutnya ayo baca ceitanya.