Chapter 10

411 49 2
                                    

Siapa dari kalian yang pernah mengalami nasib buruk secara beruntun hanya dalam waktu tidak sampai satu bulan.

Jika kalian belum pernah merasakannya maka Donghyuck adalah yang pertama, dan segala nasib buruknya semua berhubungan dengan seorang Mark Jung.

Dulu pernah ia bayangkan untuk melakukan perjalanan yang manis bersama Mark, ketika itu hatinya masih memuja namja ini. Tapi untuk sekarang walau ini perjalanan dalam urusan sekolah pun rasanya sungguh membuat Donghyuck ingin kabur.

Tanpa sadar air mata jatuh dipelupuk mata Donghyuck, "Apa maumu sebenarnya Mark oppa kau sendiri yang memintaku menjauhi hidupmu. Lalu sekarang apa yang sedang kau lakukan" bisik Donghyuck dari balkon kamar Hotelnya seraya menerawang mengingat kelakuan Mark.

Donghyuck tahu jika Mark sengaja mengajukan diri sebagai perwakilan siswa yang mendampingi perserta lomba. Dan namja itu mengatakan padanya ia melakukan itu demi dapat berbaikan dengan Donghyuck.

Tok.... Tok....Tok...

Ketukan dipintu kamar Donghyuck menyadarkannya dari lamunannya akan Mark.

Saat ia membuka kamarnya ia tidak menyangka jika namja itu yang akan berdiri didepan pintu.

Mark bergeming matanya menatap lurus kearah wajah Donghyuck yang terdapat jejak air mata "Kau menangis?" tanya Mark dengan suara serak, ada nada bersalah pada suaranya saat ini. "Apa ini karenaku?" lanjutnya.

Donghyuck memilih untuk melihat kearah lain mengacuhkan eksistensi dari pemuda yang ada dihadapannya.

"Maaf" ujar Mark lirih.

Apalagi yang bisa membuat Donghyuck lebih terkejut dari sekarang, seorang pemuda yang memandangnya rendah kini mengatakan "Maaf" pada dirinya.

"Minggir" Donghyuck mengacuhkan pernyataan Mark.

"Aku sudah minta maaf setidaknya katakan sesuatu" desis Mark tajam. "Dan tatap aku, aku sedang bicara denganmu" jari tangan Mark mengangkat dagu Donghyuck hingga mata keduanya kini bertatapan.

"Kamu tahu apa kesalahan terbesarku" kata Donghyuck setengah berbisik. "Kesalahan terbesarku ialah aku jatuh cinta padamu, dan membuang waktuku untuk suatu hal yang tidak penting"

"Jadi sekarang kau menyesal karena pernah menyukaiku" ujar Matk dengan suara serak. "Kau marah karena aku menolakmu" ujarnya tanpa melepas dagu Donghyuck.

"aku marah pada diriku sendiri, kamu tidak salah karena menolakku. Akulah yang salah karena jatuh cinta padamu. Aku bahkan tidak menangis saat kamu menolakku, karena aku cukup tahu diri. Tapi kamu membuatku menangis karena kelakuanmu yang seolah mempermainkanku" Donghyuck mengambil nafas panjang saat ia berhenti berbicara.

"Apa yang kamu lakukan saat ini sangat menyakitiku Mark-ssi, dan aku membencimu karena itu" ujar Donghyuck menahan tangis dengan nafas tercekat, air mata menggenang dipelupuk matanya sekuat tenaga ia berusaha agar air matanya tidak jatuh.

Mark membeku mendengar ucapan Donghyuck, dadanya mendadak sesak melihat wajah terluka Donghyuck. Rasa bersalah kini seolah tengah mencengkeram hatinya dengan kuat. Ingin sekali rasanya ia memeluk Donghyuck dengan erat, namun ia tahu ia tidak berhak untuk melakukan hal itu. "maaf" hanya itu kata yang bisa keluar dari mulut Mark. Donghyuck mengangguk dan melepaskan dirinya dari Mark dan langsung menutup pintu kamarnya kembali, menyisakan Mark yang hanya dapat berdiri mematung dihadapan pintu kamar Donghyuck.

Hari kedua mereka berada dibusan, keduanya tampak seolah saling menghindari baik Donghyuck maupun Mark berusaha menjaga interaksi mereka. Jika dalam keadaan mendesak mereka akan berbicara seperlunya saja. Walau begitu tetap saja mata Mark tidak berhenti untuk diam - diam mengawasi Donghyuck.

(GS) M3 4nd ¥ou (MarkHyuck - 2Chan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang