12.Tanpa hati (Bonding)

166 8 23
                                    

"Aku mencintaimu."

Kata itu selalu terngiang-ngiang di kepala tenten,ia merasa enggan untuk kembali pada pesta pernikahan asuma dan kurenai.

Mengingat apa yang dikatakan sai diwaktu ia pertama datang.

Tenten mengangkat telpon genggam nya saat telpon miliknya bergetar.

"Mo-moshi-moshi."

Seketika wajahnya begitu serius mendengar penuturan disebrang sana."aku mengerti,akan aku persiapkan."tenten mematikan sambungan telepon nya.

Lalu ia kembali pada niat awalnya, mengambil kado untuk pasangan pengantin kemudian ia akan mempersiapkan diri untuk besok.

Neji kembali kevilla dengan lemas dan tubuh yang basah dikarekan hujan yang tiba-tiba turun setelah tenten pergi meninggalkannya dan entah sebutan apa yang paling cocok dengan pengakuannya.

"Neji-."Nagato yang merasa heran mengapa Neji pulang dengan keadaan basah kuyup.

"Jangan sekarang Nagato."Neji menolak untuk berbicara dengan Nagato.

Sampai saat yang tiba ketika ia menaiki tangga gadis itu menatapnya dengan pandangan khawatir,ia tersenyum miris bagaimana lukanya hati yang patah dengan ucapan sebuah kata arigatou.

"Neji,apa kau-

"Jangan sekarang,aku butuh mencerna jawabnmu."ujar Neji melewati tenten.

Para anggota Akatsuki seakan melihat drama picisan seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

Nagato melihat hal itu,terutama tenten yang terlihat murung semenjak selesainya pernikahan asuma dan kurenai.

Ia yakin,bahwa tenten memikirkan ucapan pahitnya lidah milik sai. Terkadang suami Ino itu juga membuatnya kesal,selalu blak-blakan tanpa melihat situasi. Rasanya ingin menonjok wajah mayat milik sai.

Tenten turun dari tangga dengan wajah yang tertekuk, pikiran nya melayang entah kemana hingga tidak menyadari hentakan kaki yang berbalik padanya menuruni tangga.

Tenten membalikan tubuhnya kala seseorang menarik tangannya kembali ke atas."ne-neji."tenten terkejut dengan apa yang dilakukan Neji karena pria itu menarik tanggany a.

Ia hanya terdiam menyamakan langkah lebar kaki neji.hingga ke anak tangga Neji menoleh mangapa tenten tidak mengikutinya.

Neji menatap tajam pada hidan yang menarik tangan tenten."aku butuh bicara dengan tenten."ujar Neji.

Hidan tersenyum sinis."memangnya kau saja yang butuh bicara dengannya,aku adalah kekasihnya.''ujar hidan menekankan kata kekasih diakhir kalimatnya seolah menyindir Neji.

"Kekasih? Bukankah kau mengkhianati nya dengan menghamili wanita lain."Neji kembali menyindir hidan.

Hidan seakan emosi nya berada di tingkat rendah meski itu benar adanya."memangnya kenapa? Bukankah disetiap hubungan akan ada kesempatan kedua sebagaimana dirimu yang menyakiti fisik dan mentalnya hingga tenten mati rasa.''hidan pun tak kalah membalas Neji.

Tenten hanya terdiam ditengah mereka kedua pergelangan tangannya digenggam erat oleh dua pria.

Sementara dibawah sana melihat adegan itu dengan melongo."tenten sangat beruntung."Tobi berucap rendah membuat para anggota Akatsuki menatapnya.

"Apakah ini yang namanya cinta segi tanpa akhir? Dimana seorang gadis memilih salah satunya dan pria satunya berkorban demi kebahagiaan wanita yang ia cintai?."kisame menambahkan.

"Haruskah aku benyanyi untuk mereka agar mendapatkan Feels yang cocok, tapi aku harus menemukan lagu yang cocok untuk penggiring lirik yang sesuai." Sasori menyarankan.

Tanpa Hati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang