4

1.7K 174 21
                                    

"aku bisa bicara?" tanya Shouyo lebih seperti memastikan, ia kembali menutup mulutnya saat mendengar suaranya.

Melihat wajah Akaashi yang mematung, Shouyo dengan riang tertawa "hahaha lupakan saja, yang lebih mengejutkan! Ekorku kembali! Yey" sembari ber-yey ria.

Akaashi tersenyum melihat sirennya melompat ke dalam kolam dan berenang kesana kemari.

Lalu beberapa saat kemudian kepala Shouyo muncul dari dalam air, tepat di hadapan Akaashi.

"bagaimana ini terjadi Akaashi-san? Jangan-jangan kau sudah tau kenapa ekorku berubah menjadi kaki?" tanya Shouyo tak sabar, membuat Akaashi terkekeh kecil melihat tingkahnya.

"aku hanya mengira mungkin saja saat kau tanpa sadar menelan darah orang tadi, itu memengaruhimu" ucap Akaashi sembari mengelus pipi gempil Shouyo yang terdapat beberapa sisik disana.

"darah" gumam Shouyo dengan mata termenung, memikirkan hal yang di ucapkan oleh pria di hadapannya.

"sini" ucap Akaashi sambil menepuk lantai di sampingnya dimana Shouyo tadi duduk, untuk menyuruh sirennya kembali duduk disana.

Shouyo yang mengerti lantas menurut, ia menatap Akaashi yang sepertinya menyuruh tubuhnya benar-benar di atas lantai agar tak terkena air di kolam.

Shouyo lagi-lagi menurut, ekornya tertekuk di atas lantai sementara badannya menghadap ke arah pria bermata biru itu.

"coba kamu rasakan darah kamu sendiri" ucap Akaashi sambil menunjuk ujung jari Shouyo dimana ia secara tak langsung menyuruh Shouyo untuk menggigit jarinya sendiri.

Shouyo menatap jarinya dalam diam, ia memikirkan apa kemungkinan yang Akaashi pikirkan hingga menyuruhnya seperti ini.

Ia lantas mendekatkan jarinya pada taringnya yang muncul dari balik bibir, lalu menggigitnya dan membuatnya merasakan darahnya yang sedikit pahit.

"pahit eeekk" gerutu Shouyo dengan lidah terjulur keluar dengan ekspresi jijik, mungkin tak suka dengan rasa darahnya sendiri.

Akaashi menatap itu dalam diam, ia menatap ekor Shouyo yang tak berubah menjadi kaki. Yang mana ternyata Shouyo juga ikut menatap apa yang Akaashi tatap.

"tidak terjadi apa-apa~" rengek Shouyo dengan wajah lesu, ia lantas di kagetkan dengan tangan yang terulur di hadapannya secara tiba-tiba.

"coba darahku" ucap Akaashi sembari mengulurkan ibu jarinya.

Shouyo menatap wajah Akaashi dari ibu jari pria itu bergantian, ia lantas menurut. Menggenggam tangan Akaashi dan mempertemukan ujung ibu jari Akaashi pada taringnya.

Saat Shouyo berhasil menggigit ujung ibu jari pria itu, ia dapat merasakan rasa yang sama seperti darah pria yang tangannya ia robek sebelumnya.

Manis, tapi yang ini lebih manis. Membuatnya mengemut jari itu tanpa sadar dengan mata tertutup, ia tak sadar bahwa ekornya sudah kembali menjadi kaki seperti sebelumnya.

Akaashi mematung, bukan karena ekor sirennya yang berubah menjadi kaki kecil yang cantik, tapi lebih pada ekspresi yang Shouyo buat karena merasakan darahnya.

Jakunnya bergerak naik turun saat ia menelan salivanya, ruangan itu hening dengan Shouyo yang sibuk mengemut ibu jari Akaashi yang masih berdarah.

Dan pria bermata biru itu terdiam seolah tak tau apa yang harus ia lakukan, tanpa sadar ia menekan ibu jarinya yang masih di dalam mulut Shouyo pada lidah siren itu.

Bersamaan dengan lenguhan dari Shouyo yang kembali terdengar, manik madu pria imut itu kembali tampak menatap Akaashi dengan pandangan sayu. Yang mana hal itu menguji iman Akaashi.

Siren [AkaHina] TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang