huit.

2.3K 305 4
                                    

❝Mati.. MATILAH ENGKAU MATI!!!❞

- ✦✧✦ -

Hampa, itulah kata yang tepat untuk menandai situasi saat ini. Hanya ada kekosongan, tak ada tumbuhan atau makhluk hidup apapun disini. Benar-benar kosong.

Hal ini tentu terasa aneh, ia yakin bahwa terakhir kali dirinya tertangkap oleh monster yang menyerangnya. Tapi benar juga, apakah ia sudah mati di makan sang monster?

Pluk!

Seseorang dirasa menepuk pundaknya, ia langsung berbalik memandang kebelakang, terkaget dengan orang yang dilihatnya saat ini, "K-kau.."

"Iya ini aku.. Jayden. Terima kasih atas perjuanganmu selama ini." Ucap anak itu sambil memeluk anak dihadapannya tersenyum sendu.

Rupa keduanya sama, tak ada yang bisa dibilang beda.

Anak satunya tak bergeming, berupaya melepas pelukan dan menangis. "Kembalikan aku ke tubuh asli ku!" ucapnya terisak kecil, sedangkan yang satunya menggeleng tidak setuju.

"Tidak.. kamu berada disini untuk membantuku, kita memiliki sifat yang berbeda. Kamu jauh lebih tangguh dari pada diriku yang lemah ini." ucapnya memandang anak dihadapannya sendu.

"T-tapi aku terbunuh, lebih tepatnya ragamu terbunuh."

Anak itu menggeleng kembali, tak setuju mendengar penuturan anak dihadapannya ini. "Kamu selamat, kita selamat. Semua orang menunggumu kembali Jayden."

Anak satunya terdiam, "Tapi aku bukan Jayden.."

Dengan tiba-tiba anak itu kembali memeluk erat anak satunya. Tubuh keduanya tumbuh membesar, menampakkan rupa saat keduanya diusia delapan belas tahun yang terlihst sangat berbeda kontras.

Ia melepaskan pelukannya dan memegangi kedua telapak tangan orang dihadapannya.

"Kamu bisa melihatku yang menyedihkan ini.." ucapnya sambil tersenyum membentuk eye smile seperti yang dirinya punya.

Bohong juga jika ia tidak melihatnya, sekujur tubuh itu pucat penuh dengan banyak luka. Baju nya agak terkoyak memperlihatkan luka pada dada hingga perutnya memprihatinkan. Di sela-sela rasa sakit yang mungkin dua kali lipat dari penyakitnya sendiri, orang ini masih sempat tersenyum menatapnya.

"Tolong ya, perlahan namun pasti aku akan menuntunmu. Kembalilah menjadi diriku, Jayden." ujarnya sambil menjentikan jari, membuat semuanya hilang dalam sekejap.

" ujarnya sambil menjentikan jari, membuat semuanya hilang dalam sekejap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Engh.." sebuah lenguhan keluar dari belah bibir anak yang sudah beberapa hari tidak bangun dari tidurnya, badanya agak terasa kaku.

"Jayden! kamu sudah bangun." ucapnya kaget sekaligus senang.

"Paman, apa yang terjadi?" Tanya Jayden sesaat setelah membuka matanya penuh tanya, melihat sang paman Bastian yang beberapa kali mengucap syukur.

"Jay tak kunjung bangun selama dua hari, setelah ditemukan tak sadarkan diri dihutan." jelas Bastian sambil menyodorkan secawan gelas kepada keponakannya yang butuh minum.

Passion of princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang