onze.

1.6K 169 22
                                    

Jayden dibuat diam, saat ini yang dipikirkannya adalah cara pergi dari sini. Bagaimana pun ia tak bisa mempercayai orang yang menculiknya kini, walaupun ia sudah membeberkan identitasnya. Bisa saja ia hanya menipu kan? menggunakan identitas orang lain untuk mengecohnya.

"Aku tidak percaya kau penyihir baik-baik!" seru Jayden membuat Charles meletakan tehnya kasar, ia bersedekap dada menghampiri yang lebih muda.

Wajahnya ia sejajarkan dengan milik Jayden. Membuat yang lebih muda menelan ludahnya kasar, merinding. Sorot wajah itu terlihat datar sebelum di jauhkan dari hadapannya.

"Ya bagaimanapun bukan kau saja yang pernah bilang seperti itu padaku." ia terkekeh kecil, membuka suara kembali. "Jadi bagaimana aku membuktikan kalau aku penyihir yang baik?"

Jayden menyungingkan senyum miring, ini yang ia harapkan. Tak terkabul itu urusan nanti. "Coba perlihatkan dimana kakak ku berada."

Charles menjentikan tangan santai. Layar kaca muncul dihadapannya, perlahan menampilkan dua adam yang tengah tertidur pulas di rerumputan. Jayden hendak membuka suara namun Charles sudah berujar duluan.

"Aku tidak tahu yang mana, tapi kakakmu pasti salah satu diantara mereka bukan?"

Jayden menangguk. Memang benar, yang terlihat di layar adalah kakak tiri nya Jason, dan satunya lagi Morgan. Mereka tengah tertidur pulas, wajah keduanya juga agak lusuh terkena tanah dan keringat.

Namun dibanding itu Jayden lebih takjub pada Charles yang mampu menembus keamanan Akademi, setahunya keamanan Akademi itu sangat ketat. Diberlakukan demikian karena mencegah sihir jahat masuk dan informasi murid tersebar luas.

"Bawa aku kesana." katanya mutlak, membuat Charles menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa, keamanan disana terlalu ketat."

'Sudah kuduga.'

"Kalau begitu pasti paman bukan penyihir yang-"

Charles terlihat menghela nafas jengkel. "Bukan begitu. Aku bisa saja membawamu kesana, tapi aku tidak bisa menjamin kau tak ketahuan menyusup."

Jayden melemaskan pundaknya, kalau begini tidak ada harapan. Tujuannya ingin menyusup adalah untuk mengintrogasi Jason tentang acara Rénional, ia akan menyamar menggunakan ramuan yang sempat ia beli dan menanyai paksa kalau-kalau kakaknya tidak mau buka suara. Tapi ternyata semua sia-sia, rencananya juga.

"Jangan lesu begitu, kau bisa masuk ke dalam mimpinya dan temui ia disana."

"Eh?"

"Kakakmu sedang tidur kan? kalau kau mau menemui didalam mimpinya aku masih bisa." Charles berujar demikian, membuat antusias Jayden perlahan kembali.

"Serius?"

"Ya."

Ia perlahan menggerakan tangannya, membuat sebuah pusaran berwarna hitam cukup besar.

"Masuklah, aku akan menyesuaikan penampilanmu begitu masuk."

Hendak melangkah masuk, niatnya ia urungkan kembali. "Bagaimana cara aku keluar dari mimpi ini nanti?"

"Kau lumayan teliti juga ya. Cukup lari secepat mungkin dan hindari makhluk hidup apapun di sana, kau akan langsung kutarik keluar."

Jayden mengangguk mantap, perlahan ia melangkah maju ke pusaran itu. Cahaya mengelilinginya, tak lama kemudian kakinya terasa menepak tanah, tanpa halangan apapun. Cahaya itu perlahan meredup di gantikan oleh terpaan udara sejuk yang langsung menyambutnya.

Jayden memperhatikan bajunya yang telah berganti menjadi kain putih bersih, alas kakinya hilang entah kemana. Dirasa ada yang menganjal ia raba atas kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Passion of princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang