⌫ǂǁ Kaset 21 ǁǂ⌦

23 3 0
                                    

⊹×‧₊˚ Rindou dan [name] sudah di atas bianglala yang mulai berputar dan semakin tinggi. Mereka duduk bersebelahan dan keduanya sibuk liat keluar

"Huoohh rin, serem yak"

"Haha iya, ini kebiasaan gua yang bukannya liat pemandangan malah liat kebawah hehe" rindou menoleh ke arah [name] mendapati si empu masi sibuk liat keluar. Manik lavender itu lamat menatap surai silver keungguan itu membelakanginya, tunggu sejak kapan temennya ini begitu imoetz??. Kayak waktu di cafe mereka duduk berhadapan dan [name] menundukkan kepalanya fokus mencatat, rindou juga tapi ia tak paham jadi ia minta bantuan [name]

"[Name] ajarin gua yang ini" rindou menunjuk buku

"Hm? yang ini, klo inii..." [name] tak menoleh ia masi membukkuk membaca soal yang ditunjuk rindou, manik rindou beralih ke arah [name] yang mulutnya komat kamit, dan beberapa helaian yang tadi dibahunya perlahan turun. Rindou merapatkan bibirnya 'bahkan puncuk kepalanya lucu', tangannya tak tahan jadi

"Nah rin lo harus-" rindou meletak telapak tangannya di puncuk kepala [name] yang mendongak, manik lavender rindou menatap tangannya. [Name] diam membeku kaget, rindou mengusak lembut dan menurunkannya

"E eum ga da apa apa, gimana?"

"Aa oo ini lo harus..."

'RIIINNN!!!' batin [name] yang jujur aja buat dia jantungan














〖What do you think the happy ending is like? 〗













Rindou mengusak kepala [name] membuat si empu menoleh, ia melempar senyum tipis "fokus bat liatnya" [name] diam bentar lalu terkekeh kecil

"Liat tuh bocil bocil lagi main" [name] menunjuk jendela, rindou agak mendekat memangkas jarak mereka membuat wajahnya berada sebelah [name] yang berusaha stay cool, tampak bocil bocil lagi main petak umpet dekat pohon

"Gua suka ngeliatin bocil, kek adem dan iri si, mereka bisa ngejalanin damainya air, tapi klo petir nyambar air terguncang" rindou menoleh dari ekor matanya

"Banyak yang bilang kek gitu yaa, sayangnya juatru ada yang sejak lahir ngerasain pahit" ucap rindou

"Ah bener juga" [name] membenarkan duduknya membuat rindou agak mundur "rin hal apa yang pengen lo lakuin yang hanya bisa dilakuin sekali seumur hidup?" Rindou bersedekap dada mikir

"Aa hidup kek tanpa beban, ga ada hal yang gua khawatirin dari keluarga, tugas sekolah ga ada, pokoknya pikiran gua jadi kosong cuma mikirin kesenangan" [name] agak kaget dengan keinginan rindou hingga ia melamun

[Name] pengen bilang mau punya kehidupan tanpa beban, tapi bukannya itu dia yang dulu?, ia mengabaikan semuanya hingga ia tak perlu memikirkan apa apa karna ia seorang introvert, apa sebaiknya rin introvert?, eh gak bener @*^#^;& (bingung)

[Name] menggeleng kepala "haha kenapa [name]?"

"Eum, aa gak da ngelag bentar" rindou mangguk

"Klo lo [name] apa keinginan lo?"

".....Rin makasi yaa" ia agak menunduk "gua beberapa kali mikir 'apa gua kesepian?' Tapi gua selalu anggap gapapa kan seneng, tapi lain sisi kadang iri liat mereka pada seneng seneng, gua mau tapi ga tau harus apa dan akhirnya bohongin diri sendiri" manik unggunya menoleh bertemu dengan manik lavender "keinginan gua udah terwujud itu karna lo rin" maniknya berkaca kaca

Rindou menatap tulus, sudut bibirnya terangkat. Senyuman yang [name] suka mungkin ini yang ia suka dari rindou. Tangan kekar rindou mengandeng tangan kecil [name] dengan erat

Autophile [Rindou × Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang