⌫ǂǁ Kaset 16 ǁǂ⌦

38 6 0
                                    

›⩨꒷▪︎Suasana di rumah huh?, apa yang gua rasain kayak tinggal dikutub selatan. Begitu dingin. Tuhan menciptakan setiap makhluknya berbedakan. Kenapa gua harus sama sama kakak gua. Apa anak jenius harus selalu peringkat 1 dan menjadi nomor satu?. Gakkan tapi mereka ga pernah mengerti gua. Bahkan gua pernah mendengar sendiri mama membicarakan hal buruk tentang gua bersama temannya. Oke apa kalian ini komplen dengan tuhan, enyahlah

Senja nan hangat seketika terganti oleh suasana dingin saat membuka pintu kediaman kurokawa. Bak cenayang izana sudah menebak suasana rumah saat ia tiba nanti. Seperti angin yang masuk ia lalu saja dekat keluarganya. Kadang merasa di acuhkan namun tatapan mereka kejam seakan benci

Fyi disini shiniciro bukan kakak izana atau gak berhubungan saudara

Sepertinya izana sudah bisa menyamar seperti angin sungguhan, pasalnya sepertinya tuan kurokawa tak mendengar suara langkah kakinya. Bisa ditebak kalau dikamar yang pintunya agak terbuka terdengar tuan kurokawa berbincang lewat telepon. Itu suara sang kakak yang melanjutkan pendidikan di luar negeri lewat prestasinya

"Hahaha ayah serius"

"O ayah, bagaimana izana?, sedang apa dia sekarang?"

"Ck kenapa kau ingin tau tentangnya?, haah masi berandai - randai di dunianya yang indah hahaha"

"Hahaha ayah bukan kah berimajinasi bagus, ya entah apa yang ia lakukan pada lukisannya yang bertumpuk"

"Ntahlah aku tidak peduli"

"Ayah jangan begitu, tapi aku begitu peduli pada izana, o bagaimana hadiah ulang tahun yang aku kirim?, apa disuka?"

"Ayah tidak tau, haah kau baik sekali masi sempatnya peduli dengan anak itu padahal ia bersikap buruk padamu"

"Tak masalah ayah, aku ini kakaknya"

'Cih lalu saat tangan mu hampir membunuhku itu apa?' Batin izana, muak dengan bualan sang kakak, ah bukan, keparat itu memang bermuka dua memanfaatkan derajatnya. Mending izana pergi saja melanjutkan lukisannya

Apa ini kebiasaan baik?, atau kebiasaan buruk?. Pasalnya izana selalu melukis hal positif, kali ini ia melukis tentang perasaan cinta. Ketika seseorang fall in love dan persaannya dibalas. Setelahnya bersama hingga takdir memisahkan. Tentu dengan perasaan kasih satu sama lain













〖What do you think the happy ending is like? 〗











Izana bangkit dari duduknya dan melangkah satu kaki kebelakang, lamat menatap lukisan itu dan tersenyum tipis. Baiklah sekarang ia akan mencari kater. Ia menghampiri lemari dekat meja belajar, membukanya dan mengambil kater itu

Ia kembali menghampiri lukisan itu dan meraihnya lalu membawa ke satu ruangan tanpa pintu yang cukup sempit hanya muat satu dua orang. Disana biasa dijadikan gudang untuk penyimpanan random. Tapi ia ubah menjadi tempat meletak lukisannya. Lukisan itu terlihat bagus dan indah dengan warna yang cerah begitu nyaman dimata. Namun terdapat hiasan yang menganggu lukisan indah itu. Beberapa sayatan, bolongan terdapat pada masing masing kanvas (semua lukisan)

Izana melempar cukup keras lukisan yang baru ia selesaikan. Terduduk depan lukisan itu dan mulai merobek dan menusuk dengan kater. Stret sret sret. Mimik wajahnya begitu datar, maniknya kosong
"Apa yang bisa kau hasilkan?"
"Kau tak bisa melampaui kakak mu?"
"Menurut ku ini hanya sampah"
"Haha imajinasi mu jauh juga"

➴  ➵  ➶  ➴  ➵  ➶  ➴  ➵  ➶  ➴  ➵  ➶  ➴  ➵ ➶

[Name] meraih kenok pintu dan membukanya, tanpak izana berdiri depan jendela menghadap luar. Suara kenok pintu dibuka membuat si empu menoleh dan memberi senyum menghipnotis. [Name] melangkah malu malu mau nunjukin karyanya sambil merapat bibirnya

Autophile [Rindou × Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang