- • A Morning • -

138 23 53
                                    

— Untuk Filla, si istri jadi-jadian Harry Styles,
"Kamu keren. Kamu pemberani. Kamu pemenangnya. Love you 3000, Sayang. <3 Kembaliannya 2000, ya. Soalnya duitku goceng."

.

Ketika Esme terbangun, ada wanita super anggun nan jelita berdiri di dekatnya, dengan tangan penuh pakaian terlipat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Esme terbangun, ada wanita super anggun nan jelita berdiri di dekatnya, dengan tangan penuh pakaian terlipat.

Begitu berhasil mengumpulkan kesadaran sepenuhnya, barulah gadis itu terpana dengan kecantikannya. Bila boleh, Esme akan mengatakan wanita itu amat hijau.

Pakaiannya, perhiasannya, aura yang terpancar darinya, semuanya sehijau dedaunan. Perilakunya sopan tanpa cela. Suaranya yang serenyah gesekan daun pada pohon mengingatkan Esme pada suara tak berwujud yang dia dengar sebelum jatuh ke dalam lubang aneh di kedai Carol.

Apalagi ketika dia menyebutkan nama Esme—rasanya bulu kuduk di tengkuk leher langsung buru-buru bangkit berdiri.

Namanya Isabel. Menurut pengakuannya, dia bekerja sebagai pelayan pribadi sang Warden, tangan kanannya, suruhannya—apa pun pekerjaannya, yang jelas dia berada di bawah nama Ruviane de Anshumant.

Tatkala Esme bertanya dari mana wanita itu mengetahui namanya, wanita itu tersenyum dan menjawab. "Percayalah, Nona. Tuan menyebut nama Anda lebih sering dari yang Anda kira."

Setelah perkenalan singkat dadakan itu, Isabel menawarkan Esme untuk membersihkan diri selagi kepala Ruviane masih terkulai ke belakang sandaran sofa dengan buku menutupi wajah.

Esme terang-terangan mengernyit lantaran meragukan lelapnya pemuda itu. Melihat kerutan di keningnya yang terpahat tidak santai, Isabel meminta gadis itu untuk mengabaikan Ruviane. Si wanita serba hijau juga berkata bahwa belakangan ini si Warden bermata merah memang kekurangan tidur.

Selesai membersihkan diri, Isabel membantunya mengeringkan rambut hanya dengan sekali tunjuk. Semilir angin menyentuh tiap helai rambut pirang Esme hingga kering total. Setelah itu, bermodalkan semilir angin lagi dan pita katun hitam polos, rambutnya dikucir tunggal.

Kekuatan sihir. Betapa praktisnya.

Esme menghela napas, merasa lega karena berhasil bersih-bersih. Di detik berikutnya, dia bingung harus melakukan apa setelah bersih dan wangi. Akhirnya—selama Isabel menghias rambutnya secara manual—dia biarkan pikirannya berkelana.

Oh, gadis itu bahkan tidak melarang otaknya berpikir tentang, Bagaimana caranya wanita ini bisa mengetahui ukuran pakaian dalamku?

Kedengarannya konyol, tetapi sungguh, Esme dibuat termenung selama lebih dari semenit.

"Selesai."

Isabel mundur selangkah, lalu memunculkan cermin besar dengan satu jentikan jari. Kepulan asap putih datang, cermin besar tiba di pelukan. Tingginya melebihi kepala Esme dan itu membuatnya dapat mematut diri dari kepala hingga kaki sepuasnya.

ALICE: A Tale From Another WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang