Special Chapter 1

2.8K 362 35
                                    

Special Chapter 1 : Welcome to World, My Little One 👶🧸

•••

Butuh 3 tahun agar Clarisaa bisa mengandung. Ya, selama 3 tahun itu juga rumah tangga mereka di uji. Laras— mertua Clarisaa yang berati ibu dari Artur selalu ikut campur urusan rumah tangga mereka.

"Udah dua tahun. Kamu kapan hamil? Mamih mau cepet-cepet gendong cucu. Malu tau sama temen-temen mamih, mereka udah gendong cucu."

Laras selalu mendesak agar Clarisaa segera hamil. Mengunjing sang menantu yang bahkan sudah minum obat resep dokter atau jamu herbal dan tak kunjung hamil juga. Tak jarang ia membedakan Clarisaa dengan menantunya lain yang sudah melahirkan anak.

"Obat dokter dan jamu bahkan gak bisa bikin kamu cepet hamil. Kamu ini subur apa nggak, Clarisaa?"

"Liat, adik iparmu bahkan udah mau melahirkan dan kamu masih begini aja. Mamih mau cucu dari Artur."

"Kamu hamil gak bisa, di madu juga nggak mau. Jangan egois jadi perempuan, mamih udah tua dan mau cucu. Perempuan yang sudah menikah itu kodratnya melahirkan, dan kamu bahkan nggak bisa melahirkan."

Clarisaa sering sekali di beda-bedakan dengan Ayana— adik iparnya yang berati istri dari adik Artur. Setelah dirinya menikah dengan Artur, beberapa bulan kemudian adik Artur juga menikah. Tak sampai setahun istri dari adik Artur itu mengandung.

Laras lagi-lagi membedakan mereka. Berbicara jika yang memberinya cucu pertama bukan dari anak sulungnya. Melainkan anak bungsunya.

Clarisaa yang sudah lelah dengan cemoohan dari keluarga sang suami mengajukan surat cerai. Tapi Artur membantah keras, ia menjadi garda terdepan untuk melindungi perempuan yang paling ia cintai.

"Mih, bagi mamih Clarisaa mungkin punya kewajiban buat melahirkan dan kasih cucu. Tapi buat Artur nggak. Kami menikah karena kami saling mencintai. Perihal anak, mungkin tuhan masih belum percaya sama kami."

"Cinta? Pernikahan bukan sekedar kamu mau dan cinta. Tapi—"

"Stop, mih. Ini perdebatan terakhir kita tentang anak. Aku minta maaf, tapi kami akan tinggal pisah sama mamih."

Ya, itu perdebatan terakhir mereka karena setelahnya Artur membawa Clarisaa pergi dari rumah. Mereka membeli rumah sendiri yang jauh dari rumah yang di tempati Laras dan keluarga yang lain.

•••

"Huek.."

Artur terbangun karena terusik oleh suara seseorang yang sedang muntah. Ia meraba kasur di sisi nya, dingin dan kosong.

"Huek.."

Suara itu terdengar kembali membuat dirinya bangkit dan menuju toilet dimana ia yakin, Clarisaa di sana.

"Babe?"

Artur berjongkok disamping sang istri, memijat leher belakangnya membantu Clarisaa. Tak ada apapun yang keluar, ia hanya mual seakan mencium bau-bau menyengat.

"Mas.."

Clarisaa menatap Artur sayu, tubuhnya lemas karena dari 1 jam lalu ia sudah mual-mual. Artur tersenyum kecil, menggendong sang istri lalu mendudukannya dikasur. Mengambil minyak aroma terapi dan memijat leher belakang serta pelipisnya.

"Kita ke rumah sakit ya?"

Clarisaa menggeleng sambil terpejam, menikmati usapan Artur. "Mungkin cuma angin lewat."

Keluarga BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang