Drttt
Alfiyah menyalakan ponselnya. Ternyata notif dari instagram.
rafael_adinata started following you.
"Rafael?"
Alfiyah masih ingat dengan jelas. Rafael Adinata adalah laki-laki yang menghampirinya di ruang loker.
"Alfiyah!"
Suara Bram membuat Alfiyah mematikan ponselnya.
"Iya Ayah! Alfiyah turun!"
***
Pagi ini Satria dan Rafa datang lebih dulu dibanding teman-temannya. Mereka sedang berada di rooftop sekolah. Ingin masuk kelas tapi rasanya malas karena belum ada seorang pun yang datang.
"Dia menarik," ujar Rafa.
Batang rokok yang terapit pada jari telunjuk dan jari tengahnya dibakar. Satria menyesap zat nikotin itu dan asapnya dihembuskan ke udara. Sarapan Satria adalah sebatang rokok. Satria sengaja berangkat lebih awal karena rumahnya gaduh.
"Siapa?" tanya Satria.
Ponsel Rafa dikeluarkan dari saku celana seragam. Beberapa detik kemudian Rafa menunjukkan ponselnya ke hadapan Satria.
Satu alis Satria terangkat. Menebak-nebak foto perempuan yang wajahnya tidak terlihat.
"Alfiyah?" tebak Satria. Satria bisa mengenali dari bentuk dagunya. Dagu Alfiyah unik.
Rafa mematikan ponselnya. Menyimpan benda pipih itu ke saku seragam.
"Betul," jawab Rafa.
"Lo tau? Dia satu-satunya perempuan yang berhasil bikin gue kagum dalam waktu yang sangat singkat," ujar Rafa tersenyum.
Asap rokok yang dihembuskan Satria bercampur ke udara.
"Suka?" tanya Satria.
"Belum terlalu. Gue cuma kagum sama dia," jawab Rafa.
"Kemarin gue samperin dia ke ruang loker. Awalnya dia kayak ketakutan dan risih tapi begitu gue bersikap ramah, Alfiyah juga. Ya, meski pun terkesan jaga jarak," curhat Rafa.
"Nah, pas diperjalanan pulang beli titipan Jeni, gue gak sengaja ketemu Alfiyah lagi. Dia ngasih uang lebih ke sopir angkot dan senyum. Lo harus tau Sat! Senyumnya manis banget!" lanjut Rafa berapi-api. Sepanjang bercerita Rafa tersenyum dan matanya berbinar.
"Bahkan gue semalaman nyari instagram Alfiyah! Pas ketemu langsung gue follow!"
Satria ikut tersenyum. Ini pertama kalinya Rafa begitu antusias dalam menceritakan seorang perempuan.
"Lo bukan kagum tapi suka," ucap Satria.
"Enggak lah. Mana ada suka dalam waktu sehari?" tanya Rafa tidak percaya dengan ucapan Satria.
"Suka dalam pandangan pertama, mungkin itu yang lo alami," jelas Satria.
Untuk beberapa saat Rafa terdiam. Selama ini Rafa belum merasakan jatuh hati. Teman perempuan Rafa banyak. Tetapi, Rafa menganggap semuanya teman. Rafa sendiri sering bersikap manis pada temannya. Tak jarang ada yang mengungkapkan perasaan lebih pada Rafa. Namun, sekali lagi, Rafa menganggap semuanya teman.
"Raf, ada satu hal."
Ucapan Satria membuat Rafa menoleh.
"Apa?" tanya Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita [ON GOING]
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Ini tentang SMA Angkasa. Sekolah dengan citra begitu baik dimata masyarakat yang kenyataannya berbanding terbalik. Bagaimana tidak? Senioritas serta pembullyan terjadi di dalam sekolah itu secara nyata. Namun, pihak sekolah...