(Name) sudah kembali dari rumah sakit. Yang membiayainya? Oho, saya tidak tau."Tadaima" lirihnya begitu masuk ke apartemen tercinta. Gadis itu meletakkan semua barang barangnya, tidak banyak hanya beberapa baju yang ia kenakan saat di rumah sakit. Selesai berbenah, gadis bersurai gelap itu mengistirahatkan tubuhnya di sofa.
Jam menunjukkan waktu 17.00, waktu yang tepat untuk mulai menyiapkan bahan makan malam. Ternyata, kemalasan nya lebih unggul dari kelaparan nya, jadinya ia hanya tiduran disana dengan pikiran kosong.
(Name) POV
Aku hanya terbaring disini. Mengusap perutku bekas tusukan kiyomanjing. Memikirkan makan malam yang tidak terlalu berat, karena aku bernafas saja sudah malas. Apalagi makan.
Tinggg tonggg
Bel apartemen ku berbunyi. Dengan perasaan kesal, aku berdiri, berjalan menuju pintu. As always, ku banting pintunya hingga terbuka.
"Apa?" geram ku, menatap sang tamu yang cengengesan dengan watadosnya. "(Name), etto.. Aku bawa apel nih, hehe.." melirik sebentar kearah plastik yang disodorkan, dan kembali menatap tajam sang pelaku. "Haish.. Kenapa, micchi?" tanyaku berusaha (baca:tidak berniat) sebaik mungkin.
"Bolehkah aku.." putusnya membuatku semakin geram. "Kau laki laki!! Berbicaralah dengan tegas! Apa kau tidak malu dengan laki laki lain?! Kau seperti *pip* yang sedang *pip* dengan *pip* lalu-"
"Ya ya ya ya ya!!! Bolehkan aku bersalaman denganmu?"
Dadaku naik turun. Berusaha menormalkan kembali deru nafasku. Menarik nafas panjang, aku meraih tangan micchi dan bersalaman dengannya. "Sudah?" tanyaku acuh tak acuh. Selang beberapa menit kemudian dia ambruk.
"Whut- ARGHHHHHH TERKUTUK LAH!!"
JDAARRR
Petir menyambar dikala aku mengumpat. Dan hujan mulai turun. Sungguh, hari ini sangat sial. Tadinya aku berencana untuk menelpon hina untuk menjemput micchi (baca:beban) ini, namun hujan turun. Tidak mungkin aku minta seorang gadis untuk jalan ditengah hujan, bukan?
Menghela nafas kasar, ku seret dia masuk ke dalam, melemparnya agar berbaring di lantai, dan menelpon seseorang.
Normal POV
"Jadi begitu" tanggap draken mendengar cerita (name). Yap yang di telponnya adalah dorakengkun. "Yasudah bawa dia pulang!!" seru (name) garang, menaruh cangkir plastiknya dengan cara dibanting.
"Sebentar lagi saja, aku kangen dengan muu!" rengek draken, memeluk (name) dari samping dan mengusap wajahnya di bahu sang gadis. Jangan positip tingking, draken memang sering seperti ini saat hanya berdua dengan (name). Bukan berarti dia menyukai (name), tetapi ia menganggap bahwa gadis itu adalah adik kecilnya yang harus dijaga.
Dulu, saat mereka masih bersama, anggota yang lain juga menganggap (name) adalah adik mereka, atau mungkin ada yang beranggapan lain? (☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞
"Ck, baik lah" pasrah (name), membiarkan draken melakukan sesuka hatinya. Membiarkan takemichi yang masih korslet? Terkapar di lantai. Gadis itu kembali menatap layar TV, mengacuhkan draken yang menepuk nepuk pipinya, meminta perhatian.
"Nee, (name), mikey mengkhawatirkan mu" gumam laki laki itu, mengundang atensi (name). "Tidak mungkin" tanggapnya santai, menukar saluran berita, menjadi gossip. Gadis itu bergidik.
"Buktinya, ia bertanya seperti ini padaku" bela draken, menceritakan hal yang terjadi tadi siang, sesaat setelah mereka keluar dari rumah sakit.
Flashback
Draken POV
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiat!] Tokrev X Reader SOMEONE IMPORTANT ☯︎
Fanfiction𝑺𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊 𝑯𝒂𝒏𝒂𝒈𝒂𝒌𝒊 𝑻𝒂𝒌𝒆𝒎𝒊𝒄𝒉𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒎𝒊𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒄𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑻𝒂𝒄𝒉𝒊𝒃𝒂𝒏𝒂 𝑯𝒊𝒏𝒂𝒕𝒂, 𝒚𝒂𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎�...