‘aneh gimana? biasa aja deh dia’ -nara ‘aneh Ra, dia masa tanya ke Vero tentang keseharian nya Vero, kayak.. lo jevan?? atau lagi tukar jiwa sama Tio yang bucin abis?’ - velyn
‘dia ngelakuin itu?’ -Nara ‘lo tau dia ngelakuin?’ -Velyn
‘engga’ -Nara ‘aneh tau Ra.. kenapa dia tanya tanya gitu? Vero emang ga keusik tapi masa iya sih dia tanya gitu’ - Velyn
‘tanya gimana emangnya?’ -Nara ‘ya kayak, “ver lo weekend sama Velyn biasanya ngapain? kemana?” atau engga dia tanya “Ver, perlakuan lo ke Velyn tuh kayak apasih?” serius deh aneehh tau raa’ -velyn
Nara tersenyum, apa iya Jevan berusaha sejauh ini demi mendapat kan kesempatan kedua? demi Nara?
‘mungkin dia mau jadi cowo yang baik, Lyn’ -Nara ‘baik gimana anjer? gue justru suka Jevan yang sebelumnya’ - Velyn
Nara yang awalnya mendengarkan kan Velyn sambil mencuci piring kali ini dia menatap layar HPnya. Velyn menatapnya
‘gue tau kok kalian baik baik aja, tapi.. menurut gue hmm’ ‘jevan lebih baik jadi dirinya sendiri Ra’ ‘iya iyaa, gue tauu mungkin kalian gaada apa apa. Ga berantem atau apa, gue tauu tapi hmm’ ‘maksud gue bukan ikut campur kok Ra, tentang hubungan lo sama Jevan enggaa. hmm tapi gue lihat lihat wajah Jevan yang biasanya ceria dingin tapi sekarang dinginnya aja Ra, gue ga lihat lagi wajah cerianya’
Nara mematikan air dan mengelap tangannya, membawa hpnya dan duduk di meja makan.
‘jujurnya sihhgaada apa apa’ -nara ‘iya, walaupun lo bilang gitu gue harus percaya kan?’ -velyn ‘tapi mungkin ga sih Ra? Jevan ada sesuatu tapi ga cerita ke lo?’