03

17 6 2
                                    

Bulgaria.

Kata yang tak pernah sekalipun terlintas di pikiran Alma, apalagi membayangkan bahwa ia masih memiliki darah campuran dari negara itu.

Ia mengetikkan nama negara tersebut pada pencarian google dan gambar gambar yang pertama kali muncul adalah 'Sofia' ibu kota Bulgaria.

Sejenak ia menghentikan aktivitasnya dan menatap kearah teman-temannya yang masih damai di alam mimpi mereka.

Alma masih menimbang pemikiran absurd-nya yang tiba-tiba terlintas begitu saja.

Saat ia melihat kalender pada ponsel tanpa sadar ia menggumamkan kata 'yes.' Dewi fortuna sedang berpihak padanya.

Kurang lebih masih ada satu setengah bulan lagi sebelum administrasi semester baru, yang artinya ia masih bisa mengambil cuti kuliah sekarang.

Sebenarnya ia masih bingung apa yang membuatnya yakin dan berani mengambil keputusan senekat ini di hidupnya.

Bahkan jika dipikir-pikir apa yang ia cari dan apa tujuannya? Mencari ayahnya yang bahkan belum pernah ia lihat sekali pun? Atau ia hanya sekadar penasaran dengan hal yang bunda ceritakan kepadanya? Entahlah dia sendiri tidak yakin.

ʕ•ﻌ•ʔ

Karena hari ini hari Minggu, dan kebetulan kedua temannya sudah pulang sejak siang tadi, seperti biasa Alma dan kedua orang tuanya sedang menikmati sore sambil mengobrol ringan di depan televisi, tetapi Naya absen kali ini karena ia sedang bermain sepeda dengan temannya.

Alma berusaha merangkai kata demi kata yang akan disampaikannya kepada bunda-ayah meskipun ia gugup setengah mati tentang keputusan yang akan ia ambil ini.

"Bun yah, Alma mau minta izin kalian. Boleh gak kalau Alma ambil cuti kuliah semester depan?"

"Eh? Kakak mau ngapain emangnya?"

"Mau itu, liburan dulu hehehe boleh kan bun?"

Lalu ayah ikut menimpali sembari menggoda Alma.

"wihh kemana tuh kak? Kayaknya mau me time ini gak ngajak-ngajak."

"Ke Bulgaria."

Semuanya langsung bergeming di tempat, bunda dan ayah saling pandang dengan tatapan yang sulit diartikan, tetapi mereka mencoba paham dengan maksud Alma meminta izin mereka.

Setelah hening yang cukup lama, akhirnya bunda yang menjawab pertanyaan Alma tadi sambil tersenyum tipis.

"Kakak udah yakin sama pilihan kakak? Kalo kakak yakin bunda sama ayah pasti izinin kakak kok, tapi jangan sendirian loh kak, nyasar kamu nanti yang ada."

Alma menghela napasnya lega, ia sangat bersyukur telah dibesarkan dengan penuh perhatian oleh ayah dan bunda yang walaupun mereka bukan orang tua kandung Alma sendiri.

"Kalau sendiri aja gimana bun? Kakak udah gede loh tenang aja gak bakalan nyasar kan sekarang udah ada Google maps. Lagian juga masa ngerepotin orang mulu sih bun."

Bunda tampak berpikir sejenak sebelum benar-benar memberikan izin kepada anak gadisnya itu, pasalnya Bulgaria itu jauh, tidak mudah untuk menyusul langsung kesana.

"Yasudah tapi kabarin bunda terus loh ya, tiap malem gak ada penolakan."

"Siap makasih bunda, nanti kalau perlu Alma bikin jadwal khusus buat telpon bunda doang."

"Eh iya kakak mau liat photo-photo ibu sama ayah nya kakak gak?"

Alma sedikit terkejut dengan tawaran dari bundanya barusan, ia tak menyangka kalau bunda sendiri yang mengajaknya melihat langsung.

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang