"Satu, dua, tiga senyum Je."
Alma tertawa puas melihat kearah ponselnya yang menampilkan Jehan dengan seekor ular yang diletakkan oleh pawangnya dibagian bahu lelaki itu.
Jangan kalian pikir jika Jehan dengan suka rela melakukan itu, sebelumnya mereka sedang challenge dengan melakukan suit yang kalah harus berfoto dengan hewan berbisa tersebut, dan Jehan lah yang kalah.
Lama mereka berkeliling sebelum akhirnya memutuskan untuk berteduh dibawah sebuah pohon besar karena panasnya matahari yang semakin tinggi.
Jehan mengeluarkan dua botol minuman dari tas belanjaan mereka tadi dan membukakan tutup botol minuman itu sebelum memberikannya kepada Alma.
"Habis ini makan dulu apa gimana?"
"Makan dulu aja kali ya, jadi nanti pas di gramed nya bisa lama."
Jehan hanya menanggapi ucapan Alma dengan anggukan singkat sebelum akhirnya mengeluarkan kamera nya untuk memotret Alma yang sedang fokus melihat sekumpulan gajah yang sedang berkumpul bersama kawanannya.
Jehan puas menatap hasil gambar yang diambilnya, jangan tanya seberapa banyak foto-foto Alma di kamera-nya karena ia sendiri tidak tahu.
Baginya selagi ada Alma di setiap foto yang diambilnya maka hasilnya pasti akan selalu cantik.
Lamunannya buyar saat Alma tiba-tiba menoleh dan mengatakan suatu hal yang sangat tidak masuk akal.
"Je, Bawa pulang yuk gajahnya."
>>><<<
Jika kalian pikir Alma hanya bercanda dengan perkataannya tadi kalian salah.
Gadis itu masih teguh pada pendiriannya untuk membawa gajah yang ia lihat tadi pulang ke rumahnya.
Bahkan ia sempat bertanya kepada penjaga yang ada di depan kandang gajah tersebut bagaimana cara membawa gajah itu pulang, bukannya menghalangi penjaga itu justru tertawa dan menjahili Alma.
"Neng kalau mau bawa gajahnya harus di gendong di punggung, neng bisa?"
Alma tercengang mendengar penjelasan dari pak penjaga itu dan terlihat berpikir sejenak sebelum kembali menjawab.
"Tenang aja pak pasti bisa soalnya saya gendong adek saya di rumag aja bisa kok, dia lebih berat dari gajah pak," ucap Alma setengah berbisik kearah bapak penjaga itu seolah takut jika adeknya mendengar.
Jehan yang baru dari toilet hanya meringis malu melihat tingkah laku Alma yang bisa dibilang sangat ajaib ini.
"Al ayok pulang jangan gangguin bapaknya lagi kerja kasian loh. Pak maafin teman saya ya pak."
"Bentar dulu ih Je. Gue lagi diskusi ini sama bapaknya mau bawa gajahnya gimana, emang lo tau? Nggak kan, bentar."
Jehan hanya bisa menghela napas pasrah sebelum sebuah ide terlintas di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable
JugendliteraturSiapa yang menyangka jika orang yang sudah sangat menyayangi Alma dan yang sangat Alma sayangi selama ini bukanlah orang tua kandung Alma yang sebenarnya. Alma ingin marah pada takdir yang membuatnya terihat begitu menyedihkan, Alma ingin marah kena...