Alma masih tertidur lelap dengan selimut tebal yang membungkus rapat tubuhnya.
Hingga tidurnya merasa terganggu saat ia merasa ada suara langkah seseorang yang masuk ke kamarnya dengan mengendap-endap.
Tak lama seseorang yang masuk itu seperti berdiri di hadapannya menghalangi sinar matahari yang berusaha menerobos melalui celah-celah gorden kamar gadis itu.
Alma yang masih terlalu malas membuka matanya itu masih mencoba untuk mengabaikan hal yang mengganggunya tadi.
Hingga suatu bau yang sangat menyengat dan sangat ciri khas dengan salah satu hewan yang mendapat julukan takut air dan tidak pernah mandi itu masuk ke indra penciumannya.
"Mbekk"
"AAAAAA"
Refleks Alma yang masih berbaring itu berlonjak kaget dan langsung berdiri pindah ke sisi ranjang satunya, sebelum akhirnya...
"JEHAN LO BENER-BENER, BAWA KELUAR CEPETAN KALAU DIA BUANG AIR DISINI GIMANA?!?!?"
Jehan masih dengan tampang tak berdosanya malah mendekat ke Alma yang masih setengah sadar dengan emosi yang sudah di ubun-ubun itu.
"Katanya mau kambing dih masa giliran ketemu malah takut," ejek Jehan dengan satu alisnya yang terangkat dan senyum jahil andalannya.
Demi apapun bagi Alma, Jehan kali ini lebih menyebalkan dari yang paling menyebalkan, ingatkan Alma untuk melontarkan sumpah serapahnya nanti.
Karena sudah tidak tahan lagi Alma sendiri yang menarik kambing berwarna cokelat itu turun kebawah dan mengikat tali nya di pagar halaman samping dan kembali ke kamar untuk membalaskan dendam dari tidur tenangnya yang terganggu.
Namun sepertinya Jehan yang sudah mengerti situasi itu sudah tidak terlihat batang hidungnya.
"GUE SUMPAHIN YANG NAMANYA JEHAN BESOK PAS BANGUN UDAH JADI KAMBING!"
Dengan cepat Alma membanting pintu kamarnya setelah sebelumnya ia meneriaki Jehan yang sedang bersembunyi di dapur bersama bunda Alma itu.
Bunda yang menyaksikan tingkah anak remaja itu hanya menggeleng pelan lalu mulai bertanya kepada Jehan tentang apa yang terjadi.
Alma yang baru sudah mandi itu turun kebawah dan ikut bergabung bersama bunda dan Jehan yang daritadi entah sedang menertawakan apa.
Tak lupa tatapan tajam bagai elang yang mengincar anak ayam terus Alma keluarkan saat matanya tak sengaja bertatapan dengan mata Jehan.
"Sstt udah-udah damai, kakak gak boleh gitu loh Jehan udah jauh-jauh itu beli kambingnya kan katanya kakak mau kambing," ucap bunda mencoba menengahi, namun nihil Alma masih bergeming sambil mengunyah sarapannya.
"Yaudah kalau kakak gak mau buat bunda aja ya? Nanti malam buat kambing guling enak tuh."
"JANGAN!"
"JANGAN!"
Bunda menatap bergantian kearah putri sulungnya itu dan Jehan yang berteriak kompak saat ia menyebutkan kambing guling.
"Ehem kompak banget, perasaan bunda cuma bercanda deh," goda bunda saat mereka sudah pura-pura tidak saling melihat lagi.
"Udah sana kayak anak SD aja diem-dieman, kakak kambingnya dikasih makan dulu itu daritadi berisik banget lapar kayaknya."
Alma mengikuti perkataan bundanya dan berjalan ke halaman samping dengan diikuti oleh Jehan di belakangnya.
"Bentar Al, tadi penjualnya kasih gue rumput khusus yang buat makanannya."
Setelah mengatakan itu Jehan bergegas ke mobilnya dan mengambil sekantong rumput yang memang terlihat berbeda itu dari bagasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable
Teen FictionSiapa yang menyangka jika orang yang sudah sangat menyayangi Alma dan yang sangat Alma sayangi selama ini bukanlah orang tua kandung Alma yang sebenarnya. Alma ingin marah pada takdir yang membuatnya terihat begitu menyedihkan, Alma ingin marah kena...