5. Sandarsaka

218 48 5
                                    

Semua orang pasti pernah menampakkan dirinya baik-baik saja, padahal jutaan anak badai sedang saling mengamuk di dalam batinnya. Pertahanan berupa senyum, tawa, wajah tak peduli dan tangguh, biasanya diandalkan jadi tameng. Meski begitu, selalu ada titik lemah dimana pertanyaan sederhana "Apa kabar?" bisa meruntuhkan semua benteng.

Bagaimana perasaanmu hari ini?

Capek, ya?

Menangis saja. Marah saja. Nanti kunyanyikan satu lagu supaya orang lain tidak bisa dengar teriakan kecewamu.

Mungkin niat sederhana menelepon dan menyanyikan lagu untuk seorang teman itulah yang membuat bubarnya Kilas Balik jadi awal segar yang tak begitu mengecewakan. Seperti rumah yang sudah lapuk dimakan rayap, sudah bocor sana-sini, dan klosetnya tidak bekerja dengan baik lagi, band yang sudah belasan tahun jadi andalan komunitas musik FMIPA Universitas Y itu akhirnya bubar juga.

Fans dari personel angkatan awal mungkin akan kehilangan rumah pulang untuk nostalgia masa kuliah mereka. Penggemar yang masih setia menantikan kehadirannya di panggung mungkin akan kecewa. Tapi untuk satu sambungan telepon sederhana yang mendengar dan memperdengarkan nyanyian hati, nama Sandarsaka ternyata disambut dengan hangat.

Mungkin terdengar seperti mengamen jarak jauh. Bedanya, kamu perlu membuat janji kapan Sandarsaka bisa menghubungimu. Kamu bisa memilih obrolan lewat panggilan suara atau video. Kamu boleh cerita apa saja sebelumnya. Sebebas-bebasnya, dan sebagai ganti mendengar rahasiamu, Sandar dan Saka akan memilihkan lagu yang butuh hatimu dengar.

Niat sederhana itu dimulai untuk kawan-kawan terdekat yang kehilangan tempat untuk curhat. Lama kelamaan, makin banyak mahasiswa Universitas Y yang meminta untuk ditelepon. Cerita tersebar dari mulut ke mulut, dari tweet ke tweet, dari satu rekam layar yang dibagikan di media sosial ke rekam layar lain. Hingga akhirnya Sandarsaka jadi fenomena kawan daring yang siap mendengar dan merayakan kesedihanmu, menyanyikan medley patah hati yang dipilih khusus untukmu.

Hingga tanpa terasa, empat tahun berlalu. Sandarsaka makin tumbuh bersama penerimaan atas kerentanan banyak orang. Banyak lagu lahir dari cerita hati yang dibagi dalam obrolan rahasia. Nama Sandarsaka makin besar bersama keterikatan emosional lewat petikan gitar Saka dan nyanyian sendu Sandar.

Namun tanpa pendengar Sandarsaka tahu, lantunan lagu-lagu itu juga jalan bagi penulisnya untuk sembuh.

***

Dentam musik berpadu dengan kilap cahaya yang menerangi halaman belakang rumah mewah itu. Pantulan lampu yang gemerlap memantul di permukaan kolam renang. Sisi-sisinya dipenuhi meja dengan kudapan dan minuman yang ditata apik. Untaian lampu menaungi suasana hangat itu, dari tepi hingga pusat halaman dimana puluhan orang menikmati musik dari DJ malam ini.

Wenandra dan Jenna mengajak semuanya menari dan berpesta, merayakan malam pertama resminya mereka menjadi sepasang suami istri. Kawan kantor, sahabat dekat, teman kuliah, bergabung dan berbaur di keriuhan malam itu. Mengangkat gelas tinggi-tinggi bersama riuh tawa yang dilambungkan ke langit.

Mungkin Saka salah satu dari sedikit sekali yang susah berbaur dengan kesenangan itu. Padahal tim yang dibawanya dari Jogja sudah lepas ikut berpesta dengan yang lainnya. Melepas tegang setelah menuntaskan tugas Sandarsaka jadi penampil utama di pesta resepsi sebelumnya. Di sisi halaman, dimana kursi-kursi ditinggalkan di bawah payung-payung lebar, Saka sibuk memenuhi perannya menjadi baby sitter Sandar.

"Taroh, nggak?!" Saka mendesis, menahan tangan Sandar yang tak bisa berhenti mencekoki dirinya dengan cocktail. Saka tahu, minuman yang disajikan di after party ini enak-enak. Suasana yang private juga membuat mereka nyaman. Tapi Sandar sudah kelihatan mabuk.

Biru Langit [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang