01. Mistake

386 35 2
                                    


Ps: Use Black Backround

Bulan purnama sangat indah bukan? saat melihatnya saja sudah membuat hati nyaman dan tenang. Sejuknya angin malam berhembus, menyibak rambut seorang lelaki bermata sipit itu. Ia hanya duduk termenung di sudut jendela dengan tangan yang memangku dagunya.

Sesaat manik mata tersebut terpejam menikmati malam yang sangat tenang. Tak ada lagi suara teriakan, makian, cacian, isak tangis ataupun suara tak sopan yang menyusup ke telinganya.

Lelaki itu hanya tertawa hambar, memandangi seonggok daging manusia yang sudah lemah tak berdaya karena ulahnya. Cairan amis mengalir dari mulutnya dan manik mata lelaki itu berwarna semerah darah.

" Cih.. sampai kapan aku harus terpaksa menikmati darah hambar? "

 sampai kapan aku harus terpaksa menikmati darah hambar? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song Mingi namanya. Lelaki itu menghembuskan nafasnya gusar lalu meninggalkan rumah tua itu begitu saja. Walaupun telah membunuh sekian banyak manusia, tak satupun yang bisa bertahan hidup dari gigitan vampire berdarah dingin ini.

Vampire normalnya bisa mengendalikan hasrat untuk menghisap beberapa ml darah saja karena sedikit darah manusia akan menambah kekuatan dan khasiatnya bertahan sampai beberapa minggu. Tapi karena lahir di keluarga bangsawan, ia hanya akan mendapatkan kekuatan dengan menghisap darah "tunangan" nya dan darah manusia biasa hanya untuk santapan semata.

Sayup suara langkah kaki gusar terdengar dari belakang, mendekat dan semakin jelas.

"Hyung, apa yang telah kau lakukan?!"
Mingi tetap melanjutkan langkahnya dan tidak menggubris sedikitpun. Ia tau itu adalah suara adik bungsunya, si tukang ikut campur.

"Bukan urusanmu"
Ucapnya yang sedingin es itu membuat adiknya tak habis pikir, bagaimana bisa ia tak merasa iba sedikitpun? Membunuh seorang manusia saja pasti dikenakan hukuman berat apalagi pembantaian berkepanjangan seperti ini.

"Kau tidak boleh membunuh manusia hyung! Tolong kendalikan hasratmu!"
pemuda berambut hitam itu menahan tangan Mingi dengan erat, menatap mata hyung-nya dengan penuh makna.

"Dan kuharap, kau mau kembali ke istana.. "
Mingi menatap adiknya dengan tajam dan menepisnya kasar. Kembali ke istana? jangan bercanda. Pemuda bermarga Song itu bahkan tak sudi untuk berbagi udara dengan ayahnya lagi.

"Jung Wooyoung, setelah kejadian itu kau memintaku ke istana? Setelah apa yang pria brengsek itu lakukan padaku?" Wooyoung tak berkutik. Benar, setelah Mingi melewati hari-harinya dengan makian, dicambuk, dan di rendahkan tiap detiknya. Bahkan saat membela diri atas apa yang tidak ia lakukan, tak ada yang mendengarkan. Baginya, Wooyoung hanya ingin mengajaknya kembali ke dalam jurang neraka yang tak berujung.

"Seperti kata Baginda Raja itu, hyung-mu ini memang anak yang tak diharapkan. Aku heran mengapa kau masih bisa berada disana walaupun disiksa setiap harinya" Lanjutnya sembari melangkahkan kaki meninggalkan adiknya.

Bloody Moon | Minyun | ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang