{Update Setiap Minggu}
Song Mingi, the second Prince of the Astmidite kingdom who for hundreds of years wandered to find the reincarnation of his "mate"
all other feelings mixed up, how does he deal with his family and his love? this makes him compl...
Setelah mereka berdua pergi, San mengajaknya ke ruang makan. Ia mulai memasak sesuatu untuk disantap mereka berempat. Dari belakang, Yunho dapat melihat pemuda Choi itu sama sekali tidak kesulitan untuk melakukan pekerjaan dapur.
Tetapi sebagai rasa terimakasih, Yunho juga membantu San dengan hal kecil seperti memotong daging ataupun mencuci tumpukan piring yang membuat matahari setengah lingkaran mulai terbentuk di bibir pemuda bermata sipit itu.
Perlahan Yunho memulai berbincangan ringan dengan San agar tidak canggung. Berawal dari candaan kecil hingga berujung San bertanya-tanya tentang kejadian kemarin yang terasa mengganjal di pikirannya.
Yunho terlihat sangat baik dan respontif hingga tak terasa mereka menjadi dekat dalam waktu singkat.
"Saya hanya tidak sengaja bertemu dengannya. Dia telah menyelamatkan saya walau sebenarnya saya masih sedikit takut karena auranya yg begitu kuat"
"Benar, berbeda denganmu" San mendekatkan wajahnya.
"Jika dirasakan, auramu bersih dan sangat ringan seperti angin. Aku sebelumnya tidak pernah bertemu dengan vampire sepertimu" lanjutnya.
"Saya hanya terlahir seperti ini" Jawabnya santai walau keringat dingin sedikit menetes dari pelipisnya.
Yunho berpikir sejenak, tidak buruk juga jika ia mengaku sebagai vampire seperti yang dipikirkan San bukan? Itu cukup masuk akal baginya walau dalam raut wajah San masih meninggalkan banyak pertanyaan.
"Tentang Mingi, ia tidak sekejam yang kau bayangkan. Kepribadian nya cukup unik walau agak pemarah" San kembali menyuarakan suaranya setelah beberapa menit ia bergumul dengan pikirannya.
"Rambutnya adalah hal terunik yang pernah saya lihat" Yunho tersenyum, tangannya masih sibuk memilah daging yang telah ia cuci sebelumnya.
San terdiam menutupi rasa kagetnya, perlahan manik mata mereka bertemu.
"Bahkan saya tidak pernah menjumpai seseorang dengan rambut merah pekat sepertinya" lanjutnya.
"Tunggu--"
Ucapannya terpotong saat Mingi dan Wooyoung menghampiri meja makan dan duduk saling berjauhan. Tangan San yang tadinya hampir menepuk pundak Yunho pun kembali mengepal. San terlihat pasrah, ia mulai menata hidangannya dan mempersilahkan Yunho untuk duduk dan makan bersama.
"Kau anak nakal..!" ucap San sambil menekan luka lebam yang ada di jidat adik bungsunya itu.
"AH HYUNG--!!" belum selesai berteriak, mulutnya sudah dibungkam makanan oleh Mingi. Awalnya Wooyoung ingin mencakar bajingan itu, tapi fokusnya teralihkan oleh lezatnya makanan buatan San yang berakhir pada Wooyoung yang makan dengan lahap. Yunho tertawa kecil melihat itu.
"Daging ini terasa lebih nikmat dari sebelumnya! Wonwoo hyung memang sangat pintar dalam hal berburu!"
"Entah darimana ia mendapatkannya, tetapi kualitas daging manusia kali ini memang berbeda"
"UHUK!" Dengan brutalnya Yunho tersedak. Sial, daging itu sudah masuk ke kerongkongan nya.
"Hei, sopanlah sedikit. Aku jadi tidak selera makan melihatmu" Ucap Mingi kesal. San yang melihat itu menepuk-nepuk punggung Yunho perlahan.
"Apakah kau tidak bisa makan dengan benar hyung? jika begitu aku yang akan menyuapimu. Buka mulutmu dan katakan aaa"
Raut wajah yunho menolak tapi Wooyoung bersikeras ingin menyuapinya. Dengan pasrah, Yunho membuka mulut dan berpura pura mengunyah daging itu.
Tanpa sadar sedikit air mata jatuh ke pipinya. Seketika pemuda Jeong itu merenung miris, ia merindukan masakan Seonghwa dan sadara-saudaranya di istana.
Jemari Seonghwa mulai membuka laci di dalam gudang tua itu dan mengambil 2 buah kotak kayu dengan ukuran berbeda. Kedua kotak tersebut sudah terlihat usang tetapi terjaga dengan baik. Dengan tatapan yakin, Seonghwa memberikan salah satu kotak tersebut kepada pangerannya.
Yeosang membuka kotak kayu tersebut. Didalamnya terdapat busur dan 8 buah anak panah yang sangat indah dengan ukiran mantra kuno disetiap detailnya. Ia tertegun lalu menunjukkannya pada Minghao
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minghao merasakan aura suci yang sangat kuat pada busur tersebut, berkali kali lipat dibandingkan busur milik Yeosang sebelumnya.
"Baginda.. apa ini?" Yeosang sama sekali tidak mengerti dan ia ragu untuk menerimanya.
"Busur ini adalah salah satu dari 8 benda pusaka di negeri ini. Jika firasatku benar, suatu saat kau akan memerlukannya. Selalu bawa busur ini bersamamu"
Seonghwa membawa satu kotak lainnya dan membalikkan badan, ia hendak pergi meninggalkan mereka berdua tetapi tiba tiba menghentikan langkahnya.
"Persiapkan diri dan pakai jubah kalian. Sekarang kita akan menyusup kedalam negeri gelap itu, Astmidite." titahnya.
*Telepati on
"Untuk keamanan kerajaan akan kuserahkan padamu, Pangeran Choi"
Jongho mengangguk mendengar itu
"Aku tidak akan mengecewakanmu lagi, Baginda!" . . . .