seventh

38 10 2
                                    

Terhitung sudah 7 hari jeno koma, dan saat ini jeno belum bangun juga.

Di sinilah hana berada. Sedang duduk manis di samping jeno, matanya terus melihat ke arah jeno.

Sudah menjadi kebiasaan rutin hana juga. Kalau setelah pulang sekolah hana langsung pergi ke rumah sakit untuk merawat jeno.

Ya walaupun cuma sekedar nunggu jeno bangun doang sih. Hhhhh.

Tak lama kemudian. Hana melihat jari telunjuk jeno yang sedikit bergerak.

Jari jeno bergerak dengan sangat lembut. Tak lama kemudian di susul oleh raut wajah jeno yang mulai berkerut.

Hana yang panik sekaligus senang. Ia langsung menekan tombol untuk memanggil dokter, yang berada di bawah tempat tidur jeno.

Tak lama kemudian munculah seorang dokter dan perawat dari pintu ruang rawat jeno.

Dokter itu buru buru mengenakan stetoskopnya, dan mulai membuka kancing baju jeno.

Ia meletakan stetoskop di dada jeno untuk mengecek detak jantungnya.

Perawat itu menghampiri hana. "Permisi kak bisa keluar sebentar."

Lagi lagi hana di usir hahhh menyebalkan sekali. Hana pun keluar dari ruangan jeno.

Ia mondar mandir dan hanya bisa berdoa dan berharap agar jeno bisa selamat dan pulih, sehingga jeno bisa beraktifitas seperti biasanya.

Hana pun berinisiatif untuk menelfon jaemin tentang keadaan jeno sekarang.

"Halo jaem?"

"Iya ada apa han?."

"Cepetan jaem ke sini. JENO UDAH MULAI SADAR."

"Beneran? Oke gue ke sana, gue mau ke rumah haechan dulu.  Tunggu ya."

"Iya iya gue tunggu. "

Hana mematikan telfonnya. Ia terus mondar mandir dan menggosok gosok kedua tangannya.

Setelah sekitar 8 menit pemeriksaan. Dokter itu pun keluar dari ruangan jeno.

"Apakah anda adalah keluarga dari tuan lee jeno." Tanya dokter itu. Hana pun menganggukan kepalanya.

"Selamat keadaan tuan lee jeno sekarang sudah membaik. Ia sudah sadar dari koma nya. Tetapi untuk kakinya masih belum bisa untuk berjalan. Ia masih harus berada di rumah sakit lagi, emm mungkin sekitar 3 harian untuk observasi bagaimana keadaan tuan lee jeno, apakah ia sudah boleh pulang atau belum."

"Oh gitu ya dok terimakasih ya." Jawab hana sopan. Sambil sedikit membungkukan badannya.

"Iya sama sama. Baiklah saya permisi dulu." Pamit dokter itu. Setelah mengatakan itu, dokter itu langsung pergi menjauh.

Hana pun kembali memasuki ruangan jeno. Ia langsung mendapati jeno yang tengah berbaring di kasurnya.

Hana mendekati jeno di kasurnya. Tangannya menyentuh pembatas yang berada di kasur jeno.

"Jen.." panggil hana.

Namun jeno tidak menjawab panggilannya, ia hanya melirik hana sekilas.

Hana pun kembali bertanya kepada jeno. " Jen mau makan gak?" Tanya hana dengan hati hati.

Jeno hanya menggelengkan kepalanya. "Di mana karina?" Tanya jeno lirih, suaranya terdengar seperti gumaman saking pelannya.

"Karina? Siapa karina." Batin hana. Hatinya sedikit mencelos mendengar itu.

Jelas jelas hana yang sudah menunggu jeno setiap harinya. Ia telaten terus menjenguk jeno. Bahkan di saat saat sadarnya pun, hana lah yang pertama kali ia lihat setelah tidur panjangnya itu. Tapi kenapa kalimat pertama yang ia ucapkan adalah karina?!.

Me and my bad boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang