Setelah hana menutup pintu ruangan jeno. Ia pun berlari menyusuri koridor rumah sakit.
Hatinya sakit, jadi selama ini jeno menganggap hana itu apa.
Ia berlari sambil menahan tangisannya.
Tujuannya saat ini hanyalah satu, kamar mandi. Ya hana harus pergi ke kamar mandi sekarang.
Setelah hana berada di depan pintu kamar mandi. Hana langsung mendobraknya dan menutupnya dengan keras.
Sampai sampai beberapa orang di sana ia kaget, dan menatap hana dengan tatapan yang menyebalkan.
Hana duduk di atas kloset yang sudah tertutup. Ia menangis tanpa suara.
Ia berpikir. Jadi selama ini apa gunanya hana yang setiap hari menjenguk jeno.
Dari awal ia mengetahui tentang keadaan jeno sampai sekarang.
Ia menunggu jeno dengan sangat telaten. Bahkan selama ini saat hana, terus menunggu jeno bangun.
Tidak ada seorang pun yang menjenguk jeno. Selain dirinya dan juga jaemin, haechan dan kawan kawan.
Ayahnya saja hanya menjenguknya 1 kali saja. Hahaha sungguh miris, kehidupan lee jeno ini.
Bahkan di saat jeno ingin mengubah posisinya dari tidur telentang sampai menjadi duduk.
Hana juga yang membantunya, walaupun sangat berat, tetapi hana terus mencobanya.
Di saat yang lain menikmati makanannya. Hanya hana sendiri yang meninggalkan makanannya dan memilih untuk mementingkan jeno.
Ia bahkan sudah setulus hati untuk menyuapi jeno. Tapi kenapa jeno bahkan tidak menerima satu suap pun dari bubur yang hana suapi.
Dan kenapa kalimat yang pertamakali jeno ucapkan setelah terbangun dari tidur panjangnya adalah karina.
Padahal jelas jelas hana lah yang selama ini peduli kepada jeno. Bukan karina.
Ia kembali menangis setelah kembali mengingatnya.
Ternyata benar kata orang orang. Tidak mungkin cowo dan cewe itu sebatas berteman biasa saja. Pasti salah satunya memiliki perasaan lebih. Dan sialnya hana mengalami hal itu.
Ia sadar ia mulai cinta dengan jeno. Tetapi baru saja hana memasuki apa itu cinta sma, ah bukan. Lebih tepatnya suka sama temen sendiri selain kating.
Karena saat smp dulu hana pernah menyukai seorang katingnya. Namun ia hanya memendam perasaanya tanpa berniat memberitahukan kepada katingnya itu.
Awalnya ia kenal dan bertemu kating itu, adalah gara gara lomba KSN yang diikutinya.
Ia seregu dengan katingnya yang tampan dan bijaksana itu.
Sekitar 10 menit hana menangis. Setelah di rasa perasaanya cukup mulai lega. Ia beranjak dari kloset dan mulai membuka pintu.
Sebelum hana kembali, ia bercermin untuk melihat keadaanya sekarang.
Mata yang sembab. Kantong mata yang terlihat. Hidung mampet dan juga beberapa anak air mata yang masih berada di pipinya.
Ternyata hana separah itu menangis hanya karena si brengsek jeno.
Ia pun mencuci wajahnya. Ia sedikit menaburkan bedak di sekitar area bawah matanya. Agar tidak terlalu kelihatan bahwa ia baru saja menangis.
Hana jadi malu untuk kembali ke ruangan jeno. Ia pun memutuskan untuk pulang ke kosan saja.
Tapi baru saja hana keluar dari kamar mandi. Tiba tiba di depannya muncul seorang jaemin.
Jaemin menatapnya dari atas sampai bawah. Hana jadi malu karena jaemin menatapnya seperti itu.
Tiba tiba jaemin pun memeluk hana erat. Ia tahu bahwa saat ini hana sedang tidak baik baik saja, akibat ulah temannya lee jeno itu.
"Jaem,"
"Hmm. Nangis aja gak papa." Ucap jaemin yang mengelus lembut surai hana.
Hana yang di perlakukan seperti itu pun, menangis di dekapan jaemin.
Hana menangis dengan keras ia melepaskan semua bebannya. Melalui tangisan itu.
Untung saja di sini sepi sedang tidak ada orang.
Hana menangis senggukan. Ia terus menangis di pelukan hangat jaemin.
Jaemin mengelus elus punggung hana agar hana merasa lebih nyaman berada di pelukannya.
"Gara gara jeno ya." Tanya jaemin lembut. Hana pun hanya mengangguk sebagai jawabannya. Ia masih menangis senggukan.
Flashback on.
"Oh gitu ya, gue panggil dulu karinannya." Ucap hana. Setelah itu hana pun langsung pergi meninggalkan jeno yang berada di tempat tidurnya.
Mereka semua hanya bisa memandangi hana yang pergi keluar.
Chenle pun menunjuk pintu, pintu yang baru saja hana tutup. "Kenapa tuh jen."
"Ya gara gara jeno lah siapa lagi." Jawab haechan. Dengan bola mata yang memutar.
Jaemin pun hanya bisa memandangi raut wajah jeno kesal. "Brengsek lo jen, kasian hana tau gak?!" Setelah mengatakan itu jaemin langsung berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan tersebut.
Ia perlahan mengikuti hana dari belakang. Ia melihat hana yang tergesa gesa dan sedikit berlari, untuk pergi ke kamar mandi.
Jaemin yang melihat hana membuka kamar mandi perempuan hanya bisa menunggu di depan. Ia tak berani masuk.
Samar sama jaemin mendengar suara tangisan, yang sangat pelan. Ia yakin pasti suara itu adalah suara milik hana.
Jaemin terus menunggu di samping pintu toilet perempuan.
Tak jarang banyak yang menatapnya aneh, dan menyimpulkan jaemin adalah lelaki mesum.
Ia mendengar suara salah satu bilik toilet dari dalam terbuka.
Ia lalu mendengar suara keran wastafel yang menyala.
Ia pun memposisikan dirinya berada tepat di depan pintu toilet perempuan.
Saat pintu toilet terbuka.
Cekleeekkkk.....
Dan benar saja, pintu langsung menampilkan hana dengan mata sembabnya.
Jaemin memandangi dari atas sampai bawah.
Dengan segera ia pun langsung memeluk hana erat. Seakan akan hana tidak boleh pergi , dan hanya boleh menangis di pelukannya.
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.Lagi mood up di tengah jadwalku yang padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and my bad boy
Hayran KurguSemua ini di mulai karena hujan, dan juga dia....